Pemerintah akan menggelar operasi besar-besaran menjelang momentum Ramadan dan Lebaran 2025. Rencananya, operasi pasar tersebut akan digelar di 4.000 titik seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan operasi pasar besar-besaran untuk mengantisipasi gejolak harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran 2025. Pemerintah sendiri telah mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh asosiasi pangan untuk melaksanakan operasi pasar ini. Rencananya, operasi pasar melalui gerakan pangan murah ini mulai dilakukan pada 24 Februari di 514 kabupaten/kota serta 4.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita menyiapkan pasar murah dan operasi pasar di beberapa lokasi yang cukup banyak. Tadi ada rilis dari beberapa kementerian juga kita akan siapkan di 4.000 titik gitu ya 4.000 titik seluruh Indonesia. Jadi, ini lumayan banyak gitu ya, dan besok tanggal 24 ini mulai misalnya di kantor pos ada 215 titik, kemudian 514 kabupaten/kota," kata Arief dikutip dari akun Instagram @badanpangannasional, Minggu (23/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief menerangkan konsumsi pangan masyarakat meningkat 20-30% selama bulan Ramadan. Pada periode tersebut, ada beberapa komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan.
Menurut Arief, biasanya produk hortikultura yang kerap mengalami kenaikan, seperti cabai. Kenaikan harga cabai ini disebabkan karena curah hujan yang masih tinggi. Selain itu, komoditas telur juga kemungkinan akan mengalami kenaikan karena permintaan yang tinggi untuk membuat kue.
Arief memastikan operasi pasar yang digelar akan membuat harga pangan selama Ramadan tidak mahal dan dibawah harga eceran tertinggi (HET) maupun harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan. Kendati demikian, dia juga memastikan harga komoditas di tingkat petani maupun peternak tetap terjaga.
"Jadi, angka ini kemungkinan di bawahnya harga acuan penjualan, tetapi tidak menjatuhkan harga peternak (petani) gitu. Ini memang ada art, ada seni dimana menyimbangkan antara harga petani-peternak dengan harga di konsumen. Dua-dua harus dijaga seperti perintah Bapak (Presiden Prabowo Subianto)," terang Arief.
Sebelumnya, Arief menyampaikan pemerintah bersama dengan swasta telah siap menggelontorkan beberapa komoditas pangan selama bulan Ramadan. Pemerintah telah menetapkan target kuantitas pangan pokok strategis yang akan digelontorkan dalam GPM Ramadan tahun ini.
Untuk minyak goreng MinyaKita total sebanyak 70 ribu kiloliter dengan pembagian Bulog 50 ribu kiloliter dan 20 ribu ton disalurkan oleh ID FOOD. Gula konsumsi akan didistribusikan total 50 ribu ton dari PTPN sebanyak 43 ribu dan ID FOOD 7 ribu ton.
Sementara, bawang putih total 20 ribu ton akan dimasifkan oleh 21 pelaku usaha. Untuk daging kerbau beku total 19 ribu ton dari stok PT Berdikari 10 ribu ton dan PT PPI 9 ribu ton. Terakhir, beras sebanyak 100 ribu ton akan didistribusikan Bulog di seluruh Indonesia. Dengan begitu, secara keseluruhan total targetnya menjadi 189 ribu ton dalam bentuk gula, bawang putih, daging kerbau beku, dan beras, ditambah MinyaKita 70 ribu kiloliter.
(acd/acd)