Potensi Sektor Maritim Melimpah, RI Bisa Manfaatkan untuk Swasembada Pangan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 27 Feb 2025 10:41 WIB
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta -

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di kawasan Samudra Pasifik dan Hindia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, sektor maritim Indonesia terus berkontribusi terhadap perekonomian negara, khususnya dalam sektor perikanan, pelayaran, dan energi laut.

Pada 2024, sektor perikanan Indonesia menghasilkan lebih dari 9 juta ton produk perikanan dengan nilai yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 65 triliun. Potensi laut Indonesia yang melimpah, termasuk ikan, terumbu karang, dan energi terbarukan dari laut, menjadi faktor penting dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan ekonomi biru.

Dalam rangka memaksimalkan potensi maritim tersebut, Asrenum Panglima TNI, Laksamana Muda Edwin, menerbitkan buku berjudul Potensi Maritim untuk Swasembada Pangan. Buku ini diterbitkan oleh IPB Press dan diluncurkan pada 22 Februari 2025 melalui acara Bedah Buku di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Salah satu topik menarik yang dibahas Edwin dalam bukunya adalah bagaimana membangun karakter masyarakat pesisir agar cinta laut dan dapat mengelola potensi maritim secara optimal dan berkelanjutan.

Menurut Edwin, budaya maritim sudah menjadi bagian integral dari bangsa Nusantara sejak berabad-abad yang lalu. Banyak kerajaan di Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan pelayaran dan pengelolaan sumber daya maritim. Namun, karakter maritim ini mulai memudar sejak masa imperialisme.

"Budaya maritim sebenarnya sudah menjadi bagian dari bangsa Nusantara sejak beberapa abad yang lalu, banyak kerajaan Nusantara yang sangat melekat dengan karakter maritim, baik dalam hal pelayaran maupun pengelolaan sumber daya maritim. Namun, karakter ini mulai luntur sejak imperialisme masuk ke nusantara," ujar Edwin dalam keterangannya, Kamis (27/2/2025).

Dalam bukunya, Edwin juga menekankan pentingnya upaya untuk mengembalikan karakter maritim bangsa ini, yang harus dimulai sejak usia dini.

"Upaya mengembalikan karakter maritim bangsa ini perlu dilakukan langkah-langkah komprehensif dan harus dimulai sejak usia dini, lagu nenek moyangku seorang pelaut jangan hanya sekedar lagu tapi harus menjadi karakter bangsa baik di masa lalu, sekarang sampai waktu yang akan datang," jelasnya.

Sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk membangkitkan ekonomi biru, Edwin menegaskan bahwa pemulihan karakter maritim bangsa sangat penting, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan 75% luas wilayahnya terdiri dari lautan. Oleh karena itu, potensi maritim Indonesia harus dikelola secara berkelanjutan untuk mendukung swasembada pangan, selain produksi pangan berbasis daratan.

Melalui buku ini, Edwin berharap masyarakat Indonesia dapat lebih memahami pentingnya budaya maritim dalam pengelolaan potensi laut yang melimpah, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi Indonesia.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork