Pemerintah telah meminta produsen minyak goreng untuk menambah produksi minyak kemasan sederhana atau MinyaKita menjadi 2 kali lipat. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan mengatakan produksi MinyaKita dalam sebulan 180 ribu ton sampai 190 ribu ton.
Jika dikalikan 2 kali lipat produksinya, maka sekitar 360 ribu ton sampai 380 ribu ton, hampir 400 ribu ton. Dengan begitu harga MinyaKita yang kini masih mahal diharapkan bisa segera menurun.
"Kan rata-rata produksi per bulan, itu kan 180 ribu sampai 190 ribu ton. Kali dua aja," kata dia ditemui di Kementerian Perdagangan, Kamis (27/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan produksi MinyaKita ini juga dilakukan selama Ramadan karena permintaan diprediksi akan mengalami peningkatan. Untuk mengantisipasi menipisnya stok dan kenaikan harga, produksi diperlukan lebih banyak.
"Karena kan selama ini, kita harus membedakan kebutuhan di saat bulan Ramadan dan di luar Ramadan. Di bulan Ramadan itu rata-rata demandnya meningkat minimal dua kali lipat. Nah oleh karena itu MinyaKita juga kita bilang minta ke produsen untuk menaikkan produksinya," ungkapnya.
Dalam catatan Kemendag, harga MinyaKita secara rata-rata nasional masih di level Rp 17.200/liter. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita di konsumen ditetapkan Kemendag Rp 15.700/liter.
Sebagai langkah intervensi harga Minyakita, pemerintah juga mengimbau BUMN pangan untuk mendistribusikan komoditas tersebut ke pasaran. Perum Bulog juga mendapatkan penugasan penyaluran MinyaKita sebanyak 50 ribu kilo liter dan ID Food mendapatkan pengadaan sebanyak 20 ribu kilo liter.
Simak juga Video: Waka Komisi VI DPR Buka Suara soal Rencana Kenaikan Harga Minyakita
(acd/acd)