Mendag Lepas Ekspor Perdana Kratom Senilai Rp 17,4 M

Mendag Lepas Ekspor Perdana Kratom Senilai Rp 17,4 M

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 28 Feb 2025 11:38 WIB
Mendag Budi Santoso.
Foto: Mendag Lepas Ekspor Kratom. (Retno Ayuningrum/detikcom)
Bekasi -

Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana kratom produksi PT Oneject Indonesia ke negara tujuan Amerika Serikat dan Eropa. Adapun nilai ekspornya mencapai US$ 1,053 juta atau setara Rp 17,4 miliar (kurs Rp 16.570).

"Hari ini kita melakukan pelepasan ekspor kratom dari PT Oneject Indonesia sebanyak 351 ton atau 13 kontainer dengan nilai US$ 1.053.000," kata Budi dalam acara Konferensi Pers di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China, Bekasi, Jumat (28/2/2025).

Budi menjelaskan pemerintah telah mengatur ekspor kratom melalui Permendag Nomor 21 Tahun 2024 dam Permendag Nomor 20 tahun 2024. Dalam aturan tersebut, pengusaha hanya dapat mengekspor serbuk atau remahan kratom kurang dari 600 mikron.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Budi, pengaturan ekspor kratom ini menjadi salah satu upaya pemerintah agar produk kratom mempunyai nilai tambah saat diekspor. Untuk itu, saat ini kratom tidak boleh diekspor dalam bentuk mentah.

Budi menyebut kratom yang masih berbentuk daun dihargai sekitar Rp 25 ribu per kilogram. Usai dijadikan bubuk, harga kratom bisa mencapai Rp 82.000 per kilogram. Saat ini, kratom banyak diproduksi di daerah Kalimantan.

ADVERTISEMENT

"Sebelum diekspor untuk menentukan atau mengetahui bahwa standarnya itu sesuai dengan peraturan, maka dilakukan survei ya. Nah One Jack ini salah satunya tadi proses iradiasi. Jadi Oneject itu selain ekspor, dia juga punya semacam laboratorium gitu ya, yang proses memproduksi juga alat kesehatan," jelas Budi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jaja Tear Tjahjana menjelaskan dalam menjaga kualitas produk selama perjalanan ekspor, pihaknya telah melakukan proses sterilisasi melalui proses iradiasi dengan mode Elektron Beam (E-Beam). Hal ini menjaga agar produk tidak terkontaminasi patogen.

"Untuk menjaga kualitas tersebut terutama dalam perjalanan ekspornya ke luar negeri dibutuhkan ketahanan kualitas terutama terhadap kontaminasi patogen. Sehingga dibutuhkan proses sterilisasi sebagai standar jaga kualitas tersebut. Oleh karena itu kami mencoba berkolaborasi dengan stakeholder terkait meyakinkan bahwa proses iradiasi elektron E-Beam kami dapat mempercepat proses pemenuhan peraturan ini dan memastikan bahwa komoditas kratom yang menjaga kekuatan kita yang di ekspor nanti adalah bebas patogen sehingga lolos ke negara-negara tujuan," ujar Jahja.

Sebelum lolos ekspor, tentunya produk kratom harus melalui uji penelitian dari PT Sufocindo. Direktur Utama PT Sufocindo Jobi Trianada menyebut telah menerima sebanyak 76 sampel produk kratom. Dari total tersebut, sebanyak 14 sampel telah lolos uji, 8 sampel tidak lolos, dan sisanya masih dalam proses.

"Kami sebagai lembaga independen memiliki standar yang tinggi untuk memastikan produk yang kita ekspor itu memenuhi kriteria yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan. Sehingga bila ada hal-hal di kemudian hari kami bisa bertanggung jawab secara independen. Kualitas yang kita kirim untuk ekspor Indonesia ini menyangkut reputasi bangsa. Jadi kita ingin memastikan produk yang di ekspor itu memiliki kualitas dunia," kata Jobi.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads