Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, optimistis keberadaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan mendatangkan sentimen positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun untuk mewujudkannya, masih perlu waktu.
Hal ini disampaikan Erick dalam Konferensi Pers di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Adapun sejak peluncuran Danantara, dalam beberapa hari nilai IHSG cenderung mengalami pelemahan.
"Harusnya bisa (mendatangkan sentimen positif terhadap IHSG), tapi perlu waktu," kata Erick di Tangerang, Banten, Sabtu (1/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erick, pihaknya tidak dapat melawan persepsi investor saham yang saat ini seolah-olah masih membandingkan Danantara dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) yang kurang baik. Namun ia menegaskan bahwa Danantara tidak sama.
"Itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," tegasnya.
Baca juga: 47 BUMN Bakal Masuk Danantara |
Erick pun menyamakan persoalan ini dengan kondisi adanya sejumlah perusahaan pelat merah yang korupsi, di mana hampir seluruh BUMN akhirnya ikut terdampak citra tersebut. Namun ia meyakinkan bahwa tidak semua BUMN berkinerja buruk.
"BUMN korupsi, BUMN nggak bagus, ya itu kan bagian dari demokrasi kurang. Tapi kalau korupsi semua, tidak mungkin profitnya Rp 310 triliun. Kalau tidak bagus, tidak mungkin pelayanan airport hari ini juga bisa lebih bagus," kata dia.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pengawas Danantara ini juga mengakui bahwa beberapa waktu belakangan terjadi penurunan nilai IHSG. Namun menurutnya, kondisi ini berkaitan erat dengan kebijakan yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Ini penurunan harga saham sekarang terjadi kembali. Kita mesti introspeksi diri, karena Presiden Amerika, Donald Trump, sedang mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang sangat bullish untuk Amerika. Bangun pabrik di sini. Kalau nggak bangun, tarifnya saya gedein," ujarnya.
Menurutnya, Amerika saat ini tengah menjalankan strategi untuk tetap menjadi negara ekonomi terbesar di dunia. Secara ekonomi, AS memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah yang besar, menjadikannya sebagai pasar yang luar biasa besar pula.
"Artinya sama. Konsolidasi aset tadi, itu bagian kita juga membuka transparansi operasional secara terbuka. Publik kecewa, publik melakukan koreksi, harus kita apresiasi. Kalau nggak, kita nggak seperti hari ini," kata Erick.
(shc/eds)