Bulog Lapor ke DPR Kondisi Stok Pangan Jelang Lebaran, Aman?

Bulog Lapor ke DPR Kondisi Stok Pangan Jelang Lebaran, Aman?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 03 Mar 2025 12:08 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya mengatakan, jumlah stok beras tersebut terdiri atas 1.901.024 ton beras medium atau PSO penugasan dan 50.951 ton beras premium komersial.
Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya mengatakan, jumlah stok beras tersebut terdiri atas 1.901.024 ton beras medium atau PSO penugasan dan 50.951 ton beras premium komersial - Foto: detikcom/ Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Perum Bulog melaporkan kondisi stok dan sebaran komoditas pangan dalam menghadapi hari besar keagamaan nasional yakni bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Per 27 Februari 2025, stok beras RI ada sebesar 1.951.975 (1,95) juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya mengatakan jumlah stok beras tersebut terdiri atas 1.901.024 ton beras medium atau PSO penugasan dan 50.951 ton beras premium komersial.

"Posisi stok dan sebaran komoditas pangan dalam menghadapi hari besar keagamaan nasional yaitu bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, maka Bulog menguasai stok komoditas pangan penugasan yaitu beras sejumlah 1.951.975 ton yang bertanggal 27 Februari 2025," kata Novi, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novi menjelaskan, Stok tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri di 26 kantor wilayah (kanwil) dan 477 kompleks pergudangan. Adapun stok terbanyak berada di kawasan Jawa Timur, sebesar 461.156 ton. Lalu di posisi keduanya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) sebanyak 185.198 ton.

Selain komoditas penugasan beras, Novi mengatakan, Bulog juga mempunyai komoditi di luar penugasan sebagai bagian dari bisnis komersial Bulog. Komoditas tersebut antara lain tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, telur. Namun ia tak merincikan kondisi stok komoditas tersebut saat ini.

ADVERTISEMENT

"Dengan jumlah stok tersebut yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia maka Bulog bertekad untuk dapat mengendalikan harga sesuai dengan penugasan pemerintah," ujarnya.

Saat ini Bulog juga telah mendapat penugasan untuk melakukan stabilisasi harga beras dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejumlah 150 ribu ton beras untuk sasaran di luar wilayah provinsi produksi surplus. Periode penugasan ini dimulai sejak 24 Februari 2025 s.d 29 Maret 2025.

Untuk melaksanakan program stabilisasi tersebut, maka Bulog bekerjasama dengan sejumlah pihak. Pertama, melalui operasi pasar atau pasar murah di seluruh titik layanan PT Pos di seluruh Indonesia. Lalu yang kedua, para pedagang atau pengecer. Ketiga, melalui outlet jaringan rumah pangan kita Binaan Bulog sejumlah 26 ribu titik RPK.

Kemudian yang keempat, melalui gerakan pangan murah bekerja sama dengan pemerintah daerah atau Pemda seluruh Indonesia. Lalu yang kelima, satuan tugas Satgas pengendali harga perum Bulog. Keenam, sinergi BUMN Pangan.

(shc/kil)

Hide Ads