Jurus InJourney Transformasi Sektor Aviasi dan Pariwisata RI

Jurus InJourney Transformasi Sektor Aviasi dan Pariwisata RI

Rahmat Khairurizqi - detikFinance
Senin, 03 Mar 2025 16:57 WIB
Jurus InJourney Transformasi Sektor Aviasi dan Pariwisata RI
Foto: Detikcom
Jakarta -

Sebagai perusahaan BUMN, InJourney memiliki fokus pada pengembangan industri aviasi dan pariwisata di Indonesia. Tujuannya, untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi wisatawan.

Direktur Utama InJourney Maya Watono mengatakan sejak tiga tahun lalu didirikan, InJourney berfokus pada dua objektif yakni meningkatkan sektor aviasi dan pariwisata pasca pandemi serta mengintegrasikan ekosistem aviasi pariwisata dari hulu ke hilir.

"Jadi memang tiga tahun yang lalu saat InJourney didirikan dari dua objektif, pertama meningkatkan sektor aviasi dan pariwisata pascapandemi karena saat itu sangat terpuruk. Kedua, mengintegrasikan ekosistem aviasi pariwisata dari hulu ke hilir," ujarnya dalam acara Leaders Talk detikcom, dilihat Rabu (26/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maya menuturkan pihaknya memastikan kesehatan keuangan sebagai fundamental business setiap member InJourney. Hal ini bertujuan agar setiap anak perusahaan InJourney memiliki kesehatan keuangan yang hijau.

"Dalam tiga tahun ini, pertama kita sebagai BUMN punya convert governance, kita punya accountability terhadap kompatibilitas dan kesehatan keuangan. Yang kami lakukan adalah fundamental business review dari setiap member dan merapikan portofolio," jelas Maya.

ADVERTISEMENT

"Jadi pastinya kesehatan keuangan dalam dua tahun hingga tahun ketiga menyehatkan masing-masing perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2024 lalu, setiap anak perusahaan InJourney itu hijau, tidak ada lagi yang merah," imbuhnya.

Selain itu, InJourney juga berfokus pada konektivitas antara transportasi umum dengan destinasi wisata. Maya mengatakan key drivers dari peningkatan pariwisata adalah connectivity, Indonesia memiliki tantangan yang besar karena merupakan negara kepulauan dan memerlukan air connectivity.

"Karena air connectivity dibawah InJourney, kami berusaha juga memperbaiki dari sisi yang berhubungan erat dengan para stakeholders seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan juga Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk memperbaiki konektivitas," kata Maya.

"Karena selama air connectivity tidak diperbaiki, tidak bisa mendongkrak pariwisata," lanjutnya.

Dalam tiga tahun terakhir, InJourney juga menerapkan visi dari setiap anak perusahaan InJourney, salah satunya adalah Sarinah. Maya mengungkapkan pihaknya mengangkat craftsmanship Indonesia ke tingkat dunia.

"Jadi kita merapikan visi dari setiap anak perusahaan, setelah tahun 2025 kita harus take off dari visi-visi yang sudah solid," ujar Maya.

InJourney juga saat ini tengah membangun salah satu proyek mercusuar yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur Bali. Maya mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia berobat keluar negeri, dalam satu tahun terdapat 3 juta masyarakat yang berobat ke luar negeri dengan devisa setara Rp 97 triliun.

"Dengan adanya zona eksklusif di Sanur ini, kita berharap bisa mengecilkan devisa luar negeri minimal Rp 47 triliun dan juga membawa wisatawan asing untuk berwisata di Sanur serta meningkatkan pariwisata di Bali," pungkas Maya.

(akd/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads