Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan A Purwantono mengungkap penyebab utama terjadinya kecelakaan di pada masa mudik lebaran. Berdasarkan data kecelakaan Operasi Ketupat tahun 2022-2024, penyebab terbanyak terjadinya kecelakaan adalah gagal menjaga jarak aman.
Gagal menjaga jarak aman menyumbang sekitar 1.117 dari total 3.465 kecelakaan yang terdata. Tak hanya di jalan tol, kecelakaan ini juga terjadi di jalan nasional yang melibatkan kendaraan roda dua.
"Seluruh unsur kecerobohan ini yang paling utama adalah gagal menjaga jarak. Nah ini terjadi dan kebanyakan di jalan tol, tapi di jalan nasional pun banyak," katanya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi kedua disebabkan oleh ceroboh terhadap lalu lintas dari depan, seperti tidak melihat rambu-rambu yang terpasang. Jumlah kecelakaan yang terdata mencapai 956.
Lalu ceroboh saat belok dengan total kecelakaan 553, kemudian ceroboh aturan lajur sebanyak 442, dan melampaui batas kecepatan dengan data mencapai 397.
"Lalu termasuk ceroboh terhadap lalu lintas dari depan. Ini artinya mereka tidak lihat rambu-rambunya mereka harus perhatian misalnya ada simpangan dan sebagainya. Termasuk kecerobohan berbelok," bebernya.
Lalu ditemukan juga fakta mayortitas kecelakaan terjadi sekitar pukul 15.00 sampai 17.59. Kecelakaan di jam tersebut menyumbang sekitar 18% dari total insiden yang terjadi. Posisi kedua adalah pukul 09.00-11.59 (16%), lalu pukul 18.00-20.59 (14%), dan 06.00-08.59 (13%).
"Nah yang menarik, yang kami duga kecelakaan ini awalnya adalah banyak di malam hari. Ternyata faktanya adalah kecelakaan terjadi dominasi di jam 15.00 sampai 17.59, jadi memang menjelang petang mereka tergesa-gesa untuk bisa sampai di satu titik," tutuk.
Simak juga Video: Catat! 3 Imbauan Kakorlantas Polri untuk Pemudik
(ily/rrd)