.webp)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membuka peluang Indonesia ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS). Hal ini menjawab terkait krisis telur ayam yang terjadi di Negeri Paman Sam.
Namun, peluang itu harus diperhitungkan. Karena saat ini pemerintah tengah memfokuskan pemenuhan stok telur dalam negeri, terutama untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kita tertarik (ekspor). Tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi. Kalau berlebih kita ekspor," kata dia di Gedung DPR RI, Kamis (6/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di lokasi yang sama, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan Indonesia mampu untuk mengekspor telur ke AS sebanyak 1,6 juta butir telur. Karena menurutnya produksi telur ayam dalam negeri berlebih.
"Kita lihat neraca dari komoditas telur kita. Kita siap 1,6 juta butir, berapa kontainer, nanti bisa dicek, ke Amerika setiap bulan. Jadi kita bisa ikut," kata dia.
Namun, kemampuan itu juga harus diperhitungkan kembali, mengingat pemerintah tengah menjalankan Program Makan Bergizi Graris (MKG).
"Kan ada neraca komoditas, kita cek semua ya. Tentu saja jangan sampai kita sudah sok-sokan ekspor, jangan sampai tiba-tiba kemudian malah kebutuhan dalam negerinya nggak terpenuhi," terangnya.
Dikutip dari CNN, Amerika Serikat (AS) tengah dilanda krisis telur. Sejak tahun lalu, negara tersebut diterpa flu burung sehingga menyebabkan populasi ayam petelur mati.
Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), pada bulan November dan Desember saja, 17,2 juta ayam petelur mati akibat virus tersebut. Itu hampir setengah dari semua unggas yang mati karena virus.
Kondisi itupun membuat pasokan telur di sana menurun. Akibatnya harga pun mengalami lonjakan signifikan.
Harga rata-rata selusin telur jenis apa pun pada akhir Desember adalah US$ 4,33, naik hampir 25% dari awal November, menurut data Nielsen IQ yang disediakan oleh American Egg Board.
Simak juga Video 'Bos Bulog Rapat Bareng Mentan di Hari Libur, Bahas Apa?':
(kil/kil)
