Di satu gerai berukuran kurang lebih 2x3 meter per segi yang ia sewa di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Di tahun kedua ia berdagang di kawasan ini, ia bilang tahun ini lebih ramai ketimbang tahun kemarin, meskipun kondisi harga bahan pokok cenderung mengalami kenaikan.
"Berdagang di sini dari tanggal 1 sampai 27 Maret. Rata-rata Rp 4-5 juta (per hari). Jualannya spesialisnya masakan khas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Istri juga buka gerai di Season City di Grogol," ucap pria yang berusia 55 tahun ini.
Yono bercerita sambil menggoreng tahu dagangannya, gerai yang dibuka istrinya di kawasan Grogol itu merupakan eksperimennya dalam ekspansi bisnis berdagang takjil di momen bulan puasa ini.
Gerai yang dijalankan istrinya di Grogol dibantu beroperasi oleh seorang karyawan, sedangkan gerai dagangannya di Bendungan Hilir ia jalankan bersama dua karyawannya. Jika dikalkulasi, Yono mampu mendapatkan omset kurang lebih Rp 135 juta dalam 27 hari ia berdagang takjil.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, omset tahun sekarang kelihatannya lebih bagus. Karena tahun lalu barengan dengan Pilkada (pemilihan kepala daerah), lalu pascapandemi juga belum terlalu lama. Sekarang lebih bagus dari tahun kemarin," katanya sambil sumringah.
Senada, adalah Putri, yang menjajakan kue basah, jajanan pasar, dan gorengan. Ia mengaku mampu menghasilkan kurang lebih Rp 3 juta per harinya. Barang dagangan yang ia jual punya variasi harga yang sama khusus untuk gorengan dan sejenis lontong, yaitu Rp 10 ribu untuk tiga potong gorengan atau kue basah.
"Kalau hujan biasanya omzetnya turun. Harganya Rp 10 bisa dicampur tiga macam gorengan atau kue basah. Kisaran pendapatan harian Rp 3 juta, tapi tidak menentu, namanya juga jualan," kata Putri kepada detikcom saat ditemui di gerainya yang berukuran kurang lebih sama dengan milik Yono.
Putri bilang, kue basah dan gorengan yang ia jajakan hasil kerja sama dengan tetangga di rumahnya. Sistemnya kemudian bagi hasil, sesuai dengan kesepakatan bersama.
"Ini ada kerja sama dengan tetangga. Terus kita tinggal hitung saja dari hasilnya. Saya sudah berdagang di sini dari 2013, tiap tahun pasti jualan di sini. Tadinya di depan sana, dekat pasar. Sekarang pindah ke sini," tutupnya. (fdl/fdl)