Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat ekspor kelapa bulat pada Februari 2025 meningkat 29,84% secara bulanan (month to month/mtm). Ekspor paling banyak ditujukan ke China dan Vietnam.
"Menurut data yang kita miliki, ekspor kelapa bulat menunjukkan adanya peningkatan sebesar 29,84% secara month to month. Sebagian besar ekspor kelapa bulat ditujukan ke Tiongkok dan Vietnam," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025).
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), yang menyebut bahwa kelapa Indonesia laris diborong China sampai stok di dalam negeri kurang. Kelapa Indonesia disebut diolah menjadi coconut milk di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sekarang kekurangan kelapa karena kelapa kita sekarang habis dibeli sama Tiongkok," ungkap Zulhas dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025) lalu.
"Untuk apa? Untuk pengganti susu. Jadi kalau bikin kopi, tren di sana sekarang pakai santan, pakai susu kelapa, coconut milk," tambah Zulhas.
Berdasarkan data BPS, Indonesia telah mengekspor sebanyak 71.077 ton kelapa di dalam kulit (endocarp) ke sejumlah negara sepanjang Januari-Februari 2025. Pada periode tersebut, China menjadi negara tujuan utama ekspor komoditas ini yakni sebanyak 68.065 ton dengan nilai US$ 29,5 juta, diikuti Vietnam 2.180 ton, Thailand 550 ton dan Malaysia 280 ton.
Secara terperinci, ekspor kelapa di dalam kulit (endocarp) berfluktuasi sepanjang 2021-2024. Mulai mengalami peningkatan pada 2023 yakni sebanyak 380.883 ton dan kembali meningkat di 2024 yakni sebanyak 431.915 ton.
(acd/acd)