Sebanyak 136 Ribu Ha Lahan Sawah Alih Fungsi, Begini Kata Zulhas

Sebanyak 136 Ribu Ha Lahan Sawah Alih Fungsi, Begini Kata Zulhas

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 19 Mar 2025 16:13 WIB
Zulkifli Hasan. Foto: Maulani/detikcom.
Foto: Zulkifli Hasan. Foto: Maulani/detikcom.
Jakarta -

Aktivitas alih fungsi lahan-lahan sawah di Indonesia masih terus terjadi. Bahkan, data Kementerian ATR/ BPN mencatat, ada sekitar 136 ribu hektare (ha) lahan sawah yang telah beralih fungsi.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kondisi ini menjadi salah satu tantangan untuk mencapai swasembada pangan. Untuk bisa mewujudkan swasembada beras khususnya, pemerintah harus terus membangun sawah baru.

"Kita tentu harus membangun yang baru (sawah). Karena penduduk tambah terus, sementara Jawa sudah over capacity. Alih fungsi lahan, kemarin Pak Nusron (Menteri ATR/BPN) menyampaikan 2 tahun 2021-2022 kalau nggak salah itu 136 ribu ha sawah yang berubah alih fungsi," kata Zulhas, dalam acara Food Summit 2025 di St. Regis, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, lahan berkurang, namun di sisi lain keperluan pangan meningkat. Zulhas pun mencontohkan dengan pembangunan kawasan-kawasan industri. Menurutnya, kebanyakan dari kawasan tersebut dibangun di atas lahan yang dulunya sawah.

"Oleh karena itu memang tidak ada pilihan, harus membangun baru. Bangun baru nggak mudah. Kalimantan memang luas, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, tapi juga airnya payau. Sebagian juga gambut, jadi nggak mudah ya. Ada yang bagus lahannya di Merauke, jauh. Investor belum ada," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, pemerintah masih membutuhkan waktu cukup lama hingga kawasan Food Estate menunjukkan hasil produksinya, untuk kemudian bisa menjaring investor. Diproyeksikan waktunya sekitar 5-7 tahun mendatang.

Selain pembangunan sawah baru, pemerintah juga melakukan optimalisasi lahan-lahan sawah eksisting untuk mengoptimalkan produksinya. Total ada sekitar 7,4 juta hektare (ha) sawah eksisting, yang mana luas tanamnya hanya sekitar 10 juta.

"Jadi kalau 7,4 juta ha panennya 10 juta berarti rata-rata 1,4 kali panen, nggak sampai 2 kali panen. Jadi ada yang sebagian besar panen 2 kali, ada mungkin 30% panennya 1 kali. Kenapa panen 1 kali? Oh irigasinya belum ada atau ini tadah hujan," kata dia.

"Itu kita selesaikan cepat. Ternyata ini rumit, soal-soal irigasi juga rumit. Nah ini selesaikan, alhamdulillah sudah selesai, beres," sambungnya.

Selain lahan dan irigasi, pemerintah juga harus menghadapi masalah pupuk. Pemerintah kini sudah merombak skema penyaluran pupuk, dengan harapan pupuk bisa sampai ke tangan petani lebih cepat.

Simak Video 'Momen Zulhas Borong Gabah Petani Rp 40 Juta di #DemiIndonesia':

(shc/rrd)

Hide Ads