Kondisi Pasokan Pertalite-Pertamax di Jateng Jelang Mudik Lebaran

Kondisi Pasokan Pertalite-Pertamax di Jateng Jelang Mudik Lebaran

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 20 Mar 2025 22:13 WIB
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Pemerintah menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan yang dijual dengan harga Rp7.650 per liter dan Biosolar Rp5.510 per liter, sementara jenis Pertamax harganya disesuaikan untuk menjaga daya beli masyarakat yakni menjadi Rp 12.500 per liter dimana Pertamina masih menanggung selisih Rp3.500 dari harga keekonomiannya sebesar Rp16.000 per liter di tengah kenaikan harga minyak dunia. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Ilustrasi.Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Jakarta -

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan stok BBM saat ini rata-rata cukup memenuhi kebutuhan hingga 18 sampai 21 hari ke depan.

Hal ini diungkapkan Bahlil usai melakukan tinjauan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya di Batang, Jawa Tengah.

Adapun rincian coverage days beberapa jenis BBM, di antaranya Pertalite 12,5 hari, Pertamax 17 hari, Solar 18,6 hari, Pertamina Dex 43,7 hari, dan Avtur 29,2 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah di Jawa Tengah Untuk ketahanan cadangan energi kita 18 hari hingga 21 hari. Jadi yang mau hari raya, silakan hari raya," kata Bahlil dalam keterangannya, Kamis (20/3/2025).

Kondisi stok BBM di Regional Jawa Bagian Tengah didukung oleh jaringan distribusi yang solid. Sebanyak tujuh instalasi teknis/fasilitas distribusi BBM (IT/FT) di wilayah Regional Jawa Bagian Tengah dan lima Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).

ADVERTISEMENT

Selain itu, 254 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beroperasi nonstop, 15 unit layanan tambahan BBM dan kiosk Pertamina, serta 19 unit layanan delivery produk BBM telah disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

Penambahan 60 tangki penyimpanan juga turut menunjang kelancaran distribusi. Langkah-langkah antisipatif ini diharapkan Pemerintah mampu mengantisipasi kondisi ekstrem, seperti gangguan cuaca atau lonjakan permintaan mendadak, sehingga para pemudik dapat menikmati perjalanan yang lancar dan nyaman menuju kampung halaman.

(hal/hns)

Hide Ads