Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal perputaran uang yang diprediksi turun dibandingkan tahun lalu. Penurunan itu disebut karena realisasi tahun lalu disumbang dari gelaran Pemilu sehingga basisnya lebih tinggi.
"Tahun lalu ada Pemilu," kata Airlangga saat ditanya penyebab perputaran uang menurun tahun ini, di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Selain itu, di tahun ini pemerintah memberikan berbagai stimulus dalam bentuk diskon. Dengan demikian uang yang beredar lebih sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekarang kan pemerintah berikan beberapa stimulus dalam bentuk diskon. Program yang stimulasi terus kita dorong tapi kan sifatnya melalui insentif diskon dan yang lain," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang memprediksi perputaran uang khususnya selama momen libur Lebaran 2025 hanya akan mencapai Rp 137 triliun. Jumlah itu turun kurang lebih Rp 20 triliun dibandingkan asumsi tahun lalu yang mencapai Rp 157,3 triliun.
Sarman mengatakan proyeksi penurunan itu seiring dengan jumlah pemudik yang mengalami penurunan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi, Pusat Statistik Kementerian Perhubungan maupun akademisi, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia, turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
"Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137,975 triliun," kata Sarman dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3).
Proyeksi tersebut dihitung dari perkiraan jumlah pemudik tahun ini 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang. Jika rata-rata keluarga membawa uang sebesar Rp 3,75 juta, maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp 137,97 triliun.
Jumlah itu masih berpotensi naik di mana angka rata-rata per keluarga yang diambil merupakan angka minimal dan moderat. Jika per keluarga membawa rata rata Rp 4 juta, maka potensi perputaran uang bisa mencapai Rp 145,04 triliun. Dengan demikian potensi perputaran uang berada di kisaran Rp 137-145 triliun.
Sarman menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan ini antara lain jarak libur Nataru dan Idul Fitri. Kemudian dengan kondisi ekonomi saat ini seperti maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK), masyarakat disebut cenderung menghemat (saving).
"Mengingat dalam beberapa bulan ke depan akan memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah. Ketiga, maraknya PHK. Keempat, penurunan daya beli masyarakat serta faktor cuaca juga mempengaruhi niat masyarakat untuk pulang kampung," beber Sarman.
Simak juga Video: Asal Muasal THR di Indonesia