Okupansi Hotel BUMN Diproyeksi Capai 79% di Lebaran, Naik 1%

Okupansi Hotel BUMN Diproyeksi Capai 79% di Lebaran, Naik 1%

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 26 Mar 2025 13:09 WIB
Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat.
Foto: Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat. (Shafira/detikcom)
Jakarta -

PT Hotel Indonesia Natour atau InJourney Hospitality memproyeksikan akan ada kenaikan okupansi atau keterisian hotel-hotel kelolaannya menjelang hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Pada saat H+1 dan H+2 Lebaran diproyeksikan rata-rata okupansinya sekitar 79%.

Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat menilai, tren kenaikan okupansi pada Lebaran kali ini tidak terlalu signifikan. Bila berkaca pada data H-4 hingga H+4 sebelum-sebelumnya, puncak keterisian akan terjadi pada saat H1 dan H2 Lebaran.

"Dari H-4 ka H+4 itu memang peak occupancy itu akan didapatkan pada saat H1 dan H2. Jadi untuk rata-rata occupancy-nya itu Kita di sekitar 79%," kata Christine dalam konferensi pers di Kantor InJourney, Sarinah, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Christine mengatakan, klaster hotel-hotel Bali masih memimpin dengan keterisian paling tinggi di angka 76,1%. Lalu disusul klaster Jawa di 75%, kalster Sumatera 73%, klaster Kalimantan, dan terakhir klaster Sulawesi.

"Overall Itu memang di rata-rata okupansinya di 79%. Jadi itu Cukup membaik walaupun memang growth-nya peningkatan dari Lebaran sebelumnya itu hanya 1% untuk occupancy," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Meski okupansi hotel hanya meningkat 1% dibandingkan momen Lebaran sebelumnya, menurut Christine peningkatan signifikan terjadi dari sisi food and beverage (F&B). Diproyeksikan pendapatan sektor F&B 2025 meningkat hingga 34%.

"Terjadi peningkatan yang cukup signifikan di sektor F&B kita dibandingkan tahun lalu. Jadi temen-temen juga setelah pandemi itu jadi lebih kreatif karena representasi Indonesia memang salah satunya adalah di F&B, peningkatan lumayan 34%," ujarnya.

Lebih lanjut, Christine menjabarkan, okupansi hotel tertinggi dipegang oleh hotel bintang 5 The Meru Sanur, dengan proyeksi okupansi di atas 98%. Disusul Merusaka Nusa Dua. Data ini didapatkan berdasarkan booking yang telah dilakukan.

Namun Christine mengingatkan, masyarakat yang memesan hotel-hotel bintang 5 memiliki kebiasaan cenderung melakukan booking jauh-jauh hari. Berbeda dengan bintang 4 dan 3 yang cenderung pemesanan dilakukan last minute alias mepet.

"Kita memang tetap jaga supaya kita pada saat nanti last minute itu H-1, H-2 Ini tetap ada penambahan-penambahan," kata dia.

Di samping itu, Christine juga bilang, saat ini InJourney Hospitality baru berumur sekitar 1 tahun sehingga masih dalam tahap pre-opening. Hal ini menyebabkan, masih banyak hal yang dalam proses dipenuhi dan dibenahi.

"Untuk performance-nya tentunya ini lumayan untuk target 1 tahun, Meru dan Bali Beach ini menyumbangkan kurang lebih 40% dari total performance yang kita harapkan dalam RKP kita di 2025.Jadi memang kita push sekali Meru dan Bali Beach ini untuk betul-betul bisa di-accept atau ditangkap," ujar Christine.

Simak juga Video 'Satgas PKH Serahkan 438 Ribu Hektare Kebun Sawit Sitaan ke BUMN':

(shc/rrd)

Hide Ads