Batas Waktu Penjualan Kian Dekat, Siapa Jadi Beli Tiktok di AS?

Batas Waktu Penjualan Kian Dekat, Siapa Jadi Beli Tiktok di AS?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 01 Apr 2025 21:00 WIB
aplikasi tiktok
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Kon Karampelas
Jakarta -

Pengguna TikTok di Amerika Serikat (AS) mungkin mengalami deja vu minggu ini. Masa depan aplikasi video pendek asal China ini sekali lagi menemui tenggat waktunya karena larangan beroperasi di Amerika Serikat.

Perusahaan induk TikTok, ByteDance, diketahui harus menjual operasi aplikasinya di AS paling lambat 5 April, setelah Presiden Donald Trump memperpanjang batas waktu pada Januari. Jika belum mendapatkan penjualnya, Tiktok bisa kembali menghadapi larangan beroperasi di AS.

Mengutip CNN, Selasa (1/4/25), masih banyak pertanyaan tentang status kesepakatan potensial ini. Meski beberapa pihak yang berminat telah mengajukan diri untuk membeli aplikasi tersebut, dan Trump telah menyatakan keinginannya untuk membantu memfasilitasi kesepakatan dan mempertahankan akses ke platform tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki banyak calon pembeli, ada minat yang besar terhadap TikTok. Keputusan ini akan menjadi keputusan saya," kata Trump kepada wartawan di Air Force One, beberapa hari lalu.

"Saya ingin TikTok tetap eksis." lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Beberapa penawar terkemuka telah muncul sebagai pembeli potensial Tiktok. Di antaranya mantan pemilik Los Angeles Dodgers, miliarder Frank McCourt dan investor terkenal Kevin O'Leary. Nama lainnya seperti influencer media sosial, Jimmy Donaldson (alias MrBeast), pendiri Employer.com, Jesse Tinsley, hingga perusahaan AI Perplexity.

Beberapa media berita, termasuk Politico, NPR, dan Bloomberg , juga melaporkan bahwa Oracle - mitra teknologi TikTok di AS saat ini - adalah pesaing utama untuk mengambil alih operasi aplikasi tersebut di AS. Kesepakatan semacam itu kabarnya dapat melibatkan ByteDance yang mempertahankan sebagian saham di TikTok, serta peningkatan investasi dari investor Amerika yang ada di perusahaan tersebut.

Trump juga telah mengemukakan kemungkinan bahwa dana kekayaan negara AS yang baru diusulkan dapat mengakuisisi sebagian atau seluruh aplikasi tersebut, meskipun ia tidak memberikan perincian tentang bagaimana pengaturan tersebut akan bekerja.

Wakil Presiden JD Vance - yang ditunjuk Trump untuk mengawasi potensi kesepakatan TikTok bersama penasihat keamanan nasional Michael Waltz - sempat mengatakan pada Maret lalu, bahwa hampir pasti ada kesepakatan yang akan mempertahankan akses pengguna AS ke Tiktok sebelum batas waktu tanggal 5 April.

"Hampir pasti akan ada kesepakatan tingkat tinggi yang menurut saya dapat memenuhi kekhawatiran keamanan nasional kita, memungkinkan adanya perusahaan TikTok Amerika yang berbeda," kata Vance.

Trump sendiri mengatakan pada awal Maret bahwa ia mungkin akan memperpanjang batas waktu TikTok lebih lanjut jika kesepakatan tidak tercapai pada tanggal 5 April. Namun, Vance mengatakan kepada NBC bahwa "kami ingin menyelesaikannya tanpa perpanjangan."

Dalam beberapa hari terakhir, Trump telah mencoba mempermanis kesepakatan dengan menyarankan bahwa ia dapat mengurangi tarif impor China sebagai bagian dari penjualan TikTok.

"Mungkin saya akan mengurangi beberapa poin (tarif) jika saya mendapat persetujuan untuk sesuatu. Saya belum melakukannya, mungkin saya akan melakukannya." kata Trump.

Lantas, apakah TikTok akan tutup lagi di AS, kemungkinan besar akan bergantung pada apa yang dikatakan Trump tentang proses kesepakatan.

Jika tidak ada kesepakatan, mitra teknologi TikTok - termasuk Apple, Google, dan Oracle - secara teknis dapat dikenai denda besar jika mereka terus mendukung aplikasi tersebut. Namun, jika Trump mengindikasikan bahwa ia akan memerintahkan Departemen Kehakiman untuk tidak menegakkan hukum, perusahaan-perusahaan tersebut mungkin merasa cukup yakin untuk terus mendukung TikTok di AS.

(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads