Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengkhawatirkan dampak besar dari perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Seperti diketahui, kedua negara itu saling serang dalam pengenaan tarif impor.
Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Adhi Lukman mengatakan saat ini kebijakan tarif impor ditunda sementara untuk negara-negara lain, sedangkan China tidak. Adhi menyebut dampak panjangnya akan mengganggu alur logistik dan ketersediaan kontainer global.
"Perdagangan China dengan Amerika itu kan cukup besar. Yang kita khawatir adalah mengganggu logistik sehingga keseimbangan ketersediaan kontainer akan terganggu. Misalnya China tidak ekspor ke Amerika, otomatis di Amerika akan kosong kontainer dan ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan kontainer secara global," kata Adhi temui di Ayana Midplaza Jakarta, Senin (14/4/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adhi menyebut kondisi serupa pernah terjadi pada saat COVID-19. Terganggunya alur logistik dan kontainer pun membuat biaya transportasi melonjak tajam.
"Nah ini pernah kejadian pada saat COVID-19, di mana pada saat COVID-19 dulu beberapa kontainer terhambat di satu negara sehingga negara lain akan kekosongan. Itu akan menyebabkan waktu itu biaya logistik naik luar biasa," terangnya.
Tidak hanya itu, kebijakan tarif impor dari AS akan menyebabkan produk China menumpuk. Kondisi itu dikhawatirkan karena Indonesia dapat menjadi sasaran ekspor produk China.
"Kalau dari China tidak bisa ekspor ke Amerika, otomatis produksi mereka akan menumpuk selalu. Dan kita khawatir akan meluber atau merembes masuk ke negara-negara tujuan lain termasuk ke Indonesia. Oleh sebab itu kita harus waspada," jelas dia.
Sebagai informasi, perang tarif antara AS dan China terus berlangsung. Terakhir, China tidak tinggal diam melawan perang tarif impor dengan Amerika Serikat (AS). China kini mengumumkan tarif sebesar 125% terhadap barang-barang AS. Sementara AS menetapkan tarif 145% untuk semua produk dari China.
Simak juga Video 'Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor':
(kil/kil)