Airlangga Sebut Tarif AS Buat Barang RI Bisa Sentuh 47%

Airlangga Sebut Tarif AS Buat Barang RI Bisa Sentuh 47%

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 18 Apr 2025 14:30 WIB
Jakarta -

Negosiasi dilakukan Indonesia dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan tarif impornya. Belum lama ini, Presiden Donald Trump mematok tarif tinggi untuk Indonesia senilai 32%. Ini merupakan kebijakan baru yang disebut Trump sebagai tarif resiprokal.

Indonesia ingin agar tarif tinggi yang diterapkan itu bisa dibuat serendah mungkin. Sebab, AS bukan hanya menerapkan tarif yang baru diumumkan itu saja ke produk-produk Indonesia, masih ada tarif tambahan lain yang membuat produk Indonesia kurang kompetitif di Negeri Paman Sam.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bilang tarif-tarif yang diterapkan AS untuk produk Indonesia jumlahnya jauh lebih tinggi daripada negara pesaing Indonesia yang lain. Bahkan, Airlangga bilang tarif yang ditetapkan untuk beberapa komoditas bisa menyentuh 47%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tegaskan bahwa selama ini yang tarif tidak level playing field diterapkan AS, termasuk dengan negara pesaing kita di ASEAN bisa diberikan adil, dan kita ingin diberikan tarif yang tidak lebih tinggi," beber Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/4/2025).

Sebagai contoh, meskipun saat ini tarif tinggi sebesar 32% didiskon sementara menjadi 10% selama 3 bulan, AS tetap menerapkan tarif proteksionis untuk barang-barang tekstil dan garmen asal Indonesia dengan nilai sebesar 10-37%.

ADVERTISEMENT

Artinya bila diakumulasi komoditas asal Indonesia memiliki biaya besar untuk masuk ke pasar AS. Bisa berkisar 20-47% sendiri.

"Meski saat ini tarif 10% untuk 90 hari, di tekstil, garmen, ini kan sudah ada tarif 10-37% maka 10% tambahan bisa 10+10 atau 37+10. ini concern kita karena ekspor kita biayanya lebih tinggi, karena ini di-sharing kepada pembeli dan juga ke Indonesia sebagai pengirim," papar Airlangga.

(hal/fdl)

Hide Ads