Prabowo Mau Kumpulkan 150 Pengusaha & Bos Buruh di Istana, Ini yang Dibahas

Prabowo Mau Kumpulkan 150 Pengusaha & Bos Buruh di Istana, Ini yang Dibahas

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 01 Mei 2025 17:30 WIB
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri dan memberikan pidato pada acara aksi peringatan hari buruh di Monas, Kamis (1/5/2025). Prabowo menyampaikan terima kasih telah diundang ke peringatan hari buruh.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto akan mempertemukan 150 pimpinan perusahaan dengan 150 pimpinan serikat buruh di seluruh Indonesia. Pertemuan tersebut akan digelar dalam waktu dekat di Istana Bogor, Jawa Barat.

Pertemuan tersebut akan menjembatani kepentingan buruh dan para pengusaha. Dalam pertemuan itu, Prabowo hendak menegaskan, pengusaha tidak boleh memperkaya diri sendiri.

"Dalam waktu deket saya akan mengadakan suatu pertemuan di Istana Bogor. 150 pimpinan buruh akan saya pertemukan dengan 150 pemimpin-pemimpin perusahaan di Indonesia. Kita akan duduk bersama, saya akan mengatakan kepada pengusaha, 'saudara-saudara tidak boleh mau kaya sekaya-kayanya sendiri, tanpa mengajak pekerja pekerja hidup dengan baik," ungkap Prabowo dalam pidatonya di May Day 2025, Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (1/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Prabowo juga mengaku akan menghapus skema kerja outsourcing. Rencana itu akan dikaji oleh Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang segera dibentuknya.

Adapun Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional terdiri dari seluruh pimpinan serikat buruh di seluruh Indonesia. Dewan ini berperan untuk menelaah keadaan buruh, mengevaluasi regulasi perburuhan, dan memberi nasihat kepada Presiden.

ADVERTISEMENT

Namun begitu, Prabowo menekankan rencana tersebut harus dilihat secara realistis. Menurutnya, regulasi ketenagakerjaan juga harus berpihak pada kepentingan para investor dan pengusaha.

Pasalnya, jika para investor merasa keberatan dengan regulasi ketenagakerjaan, banyak investor yang enggan membangun pabrik di Indonesia. Dalam situasi tersebut, para buruh terancam kehilangan pekerjaannya.

"Kita juga harus realistis, harus juga realistis, kita juga harus menjaga kepentingan para investor-investor juga. Kalau mereka tidak investasi, tidak ada pabrik, kalian tidak bekerja," tegasnya.

(rrd/rrd)

Hide Ads