Importir Tunggu Referensi Halal Rumah Potong AS
Selasa, 05 Jun 2007 14:57 WIB
Jakarta - Asosiasi pengusaha importir daging Indonesia (ASPIDI) menyambut baik rencana pemerintah untuk mengimpor kembali daging sapi asal Amerika Serikat (AS). Namun, Aspidi masih menunggu referensi rumah potong di AS yang memenuhi kriteria halal.Demikian disampaikan Ketua Aspidi Thomas Sembiring saat dihubungi detikFinance, Selasa (5/6/2007).Menurutnya, Aspidi menyambut baik rencana pemerintah karena daging asal AS dinilai lebih kompetitif dari segi harga dan kualitas disamping memberikan pilihan lebih banyak terhadap importir daging Indonesia."Kita sambut baik karena Australia dan Selandia Baru baru-baru ini menaikan harga dagingnya antara US$ 20-30 sen per kilo. Daging yang diminati dari AS adalah yang kualitas tinggi dan jeroan yang dibutuhkan untuk perhotelan dan restoran kelas atas," kata Thomas. Walaupun menyambut baik keputusan itu Aspidi masih menunggu hasil audit tim dari Depatemen Pertanian (Deptan) terkait referensi rumah potong di AS yang memenuhi kriteria sanitasi, kesehatan dan halal."Anggota ASPIDI ada yang sudah mengajukan permintaan impor itu namun kita masih menunggu hasil tim audit dari Deptan yang menentukan referensi rumah potong dimana yang di AS yang diperbolehkan sesuai kategori sanitasi, kesehatan dan kehalalan," ujarnya.Menurutnya daging sapi asal AS yang akan diimpor ke Indonesia merupakan daging kualitas tinggi. Hal itu karena AS masih mengimpor daging kualitas rendah yang digunakan untuk industri dari Australia."Konsumen Indonesia lebih prefer (memilih) daging high quality yang berasal dari AS," kata Thomas. Rencana impor daging sapi AS itu, menurut Thomas juga tidak akan menambah pasokan daging impor ke Indonesia."Untuk jumlah impor daging pertahunnya tidak akan bertambah Cuma hanya akan terjadi pergeseran tujuan impor," ungkapnya.Indonesia menghentikan impor daging sapi AS pasca Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia (Organization International des Epizooties/OIE) menaikan status daging sapi asal AS menjadi dalam pengawasan karena penyakit sapi gila.
(arn/ard)