Airlangga Optimis Negosiasi IEU CEPA Rampung Semester I 2025

Airlangga Optimis Negosiasi IEU CEPA Rampung Semester I 2025

Heri Purnomo - detikFinance
Selasa, 06 Mei 2025 21:00 WIB
Menteri Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian  Airlangga Hartarto berbicara kepada awak media usai melakukan rapat bersama dengan para Wakil Menteri dan Beberapa Asosiasi terkait, Jakarta, Senin (7/4/2025). Dalam kesempatan ini, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memastikan tidak akan mengambil aksi balas dendam dengan mengenakan tarif impor tinggi ke produk-produk AS. Alih-alih menempuh langkah retaliasi, pemerintah akan memilih jalur negosiasi dan diplomasi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto - Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat segera diselesaikan pada semester I 2025.

Hal ini diungkapkan Airlangga usai melakukan diskusi secara virtual bersama Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic. Dalam diskusi tersebut Airlangga didampingi oleh Menteri Perdagangan RI Budi Santoso.

"Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang membahas percepatan penyelesaian. Indonesia dan Uni Eropa optimis terkait proses negosiasi I-EU CEPA ini yang diharapkan dapat diselesaikan pada semester pertama 2025 ini," katanya dikutip dari akun Instagram resminya @airlanggahartarto_official, Rabu (30/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga mengatakan, penyelesaian negosiasi tersebut sejalan dengan komitmen kuat dari kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi yang saling menguntungkan.

"Indonesia dan Uni Eropa berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan secepatnya demi membuka lebih banyak peluang perdagangan dan investasi," katanya.

ADVERTISEMENT

Airlangga menambahkan, saat ini Uni Eropa juga tengah melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat terkait isu tarif dan perdagangan. Oleh karenanya penyelesaian negosiasi ini penting bagi kedua belah pihak.

"Apalagi sekitar 87% perdagangan barang dunia berlangsung di luar keterlibatan Amerika Serikat, dan hal ini semakin menegaskan urgensi diversifikasi mitra dagang dan penguatan kerja sama regional," katanya.

"Kita sepakat untuk terus menjaga komunikasi intensif serta mencari solusi atas isu-isu teknis yang tersisa," tambahnya.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads