Truk Obesitas Kian Merajalela, Bikin Negara Rugi Rp 43 T per Tahun

Truk Obesitas Kian Merajalela, Bikin Negara Rugi Rp 43 T per Tahun

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 07 Mei 2025 06:29 WIB
Truk obesitas alias truk over dimension over load (ODOL) bakal dilarang wira-wiri di jalan. Penerapan kebijakan Zero ODOL 2023 dipastikan bakal dilaksanakan.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka-bukaan soal efek domino kehadiran truk Over Dimension Over Loading (ODOL). Efek domino pertama adalah naiknya harga komoditas utama.

AHY menjelaskan, kenaikan harga komoditas tersebut terjadi lantaran operasional odol sering kali dipatok lebih murah jika dibandingkan angkutan barang yang legal. Ia bahkan menyebut, angkutan barang yang legal dua kali lipat lebih tinggi dibanding ongkos logistik menggunakan truk odol.

"Karena terjadi peningkatan biaya distribusi logistik yang meningkat sejumlah komoditas mengalami kenaikan biaya angkut dua kali lipat. Jika tanpa menggunakan angkutan odol. Jadi inilah perdebatannya," ungkap AHY dalam pembukaan rapat koordinasi terkait kendaraan dan truk odol di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, operasional truk odol juga mengakibatkan kerugian material bagi pemerintah sebesar Rp 43,45 triliun. Kerugian itu muncul lantaran operasional truk odol merusak struktur jalan yang dilaluinya.

"Misalnya untuk pemeliharaan jalan tol dan juga kendaraan jalan-jalan non-tol akibat kerusakan tadi, bisa mencapai Rp 43,45 triliun rupiah per tahunnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, operasional truk odol ini juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. AHY menilai, truk odol kerap kali mengabaikan kesiapan kendaraannya.

"Kendaraan yang tidak didesain sejak awal, sejak di pabrik untuk mengangkut beban sebesar dan seberat itu tentunya akan berpengaruh pada performa dari secara mekanis termasuk rem tadi. Nah kemudian yang paling parah kan tentunya tidak ada yang lebih penting dari jiwa manusia," jelasnya.

Lebih lanjut, AHY tengah mengkaji perdebatan yang timbul dari kehadiran truk odol, baik dari segi biaya logistik, keselamatan, hingga nilai ekonomis atas kerugian yang ditimbulkan.

"Jadi ada dua hal mendasar, sekali lagi antara keselamatan dan kepentingan ekonomi masyarakat," tutupnya.

Simak juga Video 'Berani Bawa Truk Kelebihan Muatan? Sanksinya Bukan untuk Supir Saja Lho':

(fdl/fdl)

Hide Ads