Kartun Jepang Penyuluh Pajak
Jumat, 08 Jun 2007 14:11 WIB

Jakarta - Di satu hari minggu yang cerah, 2 anak kecil Marin dan Yamato berniat mencari taman kota, karena kebingungan mencari taman kota mereka datang ke pos polisi.Tiba di pos polisi mereka kaget berat ketika polisi meminta uang sebesar Rp 15.000 untuk memberi informasi saja."Untuk informasi Rp 15.000, untuk menangkap penjahat Rp 1,5 juta," ujar petugas polisi dengan santai.Mereka hanya melongo. Tapi tenang itu bukan kejadian nyata, itu merupakan kisah dalam film kartun tentang Marin dan Yamato. Film ini merupakan hasil kerja sama Ditjen Pajak dengan JICA dibantu para pembuat film kartun atau anime di Jepang sana. Anime ini dibagikan ketika para pemred bertemu Dirjen Pajak Darmin Nasution, Selasa 5 Juni 2007 lalu. Sayangnya, CD itu tidak diperjualbelikan secara bebas.Semua karakter dalam film Marin dan Yamato, Hari Minggu Yang Ajaib ini memakai karakter khas Jepang dengan muka lancip dan mata besarnya. Namun sudah dialih bahasa Indonesia. Jadi kita akan seperti menonton film kartun biasa yang sering disiarkan di tv lokal.Ditjen Pajak sengaja membuat film ini dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat apa yang sebenarnya terjadi jika pajak dihilangkan.Cerita dibuka dengan adegan kebakaran di suatu rumah, Ayah Marin dan Yamato yang bekerja sebagai pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan bayi dan ibunya.Cerita kemudian beralih ke rumah Marin dan Yamato, mereka membicarakan kebakaran yang terjadi kemarin hari. Dan mereka berencana berlibur sekeluarga pada hari minggu.Namun apa daya, sang ibu tidak bisa ikut, karena ada tugas di rumah sakit tempat si ibu bekerja. Si Ibu hanya menitipkan uang jajan bagi Yamato, sang kakak diminta mengawasi jajan Yamato.Kedua anak ini akhirnya pergi ke toko game, soalnya Yamato ingin membeli game terbaru. Namun si kakak ada motivasi lain. Marin ingin pergi ke Toko karena jatuh hati dengan penjaga toko.Mereka membeli game robot penakluk perang dunia kedua. Mereka beli seharga Rp 7.700."Dengan PPN jadi Rp 7.700 rupiah kan. Kembalinya Rp 300," ujar Marin.Penjaga toko pun memberi kembalian, dan praktis tangannya menyentuh tangan Marin. Marin pun terpana, dia terus menimang-nimang uang itu tanpa menghiraukan rengekan Yamato yang ingin uangnya kembali.Karena tidak memperhatikan jalan..gubrak..! Kepala marin membentur tiang listrik, uang pun terlepas dari tangan Marin dan masuk ke got.Marin menyalahkan pajak, kalau tidak ada pajak tentunya kembalian lebih besar, sehingga uangnya tidak recehan seperti itu.Singkat cerita mereka ketemu ketemu dua peri yakni Kopi dan Kupi yang sedang diganggu oleh kucing. Peri ini bisa mengabulkan 3 permintaan.Sebagai permintaan pertama, Marin meminta minta pajak dihilangkan baik itu PPN, penghasilan, bea materai dan pajak lainnya.Si peri setuju, semua pajak akan dihilangkan. Namun permintaan itu boleh diubah lagi. Sim salabim...alur cerita jadi berubah.Ternyata tanpa pajak, semuanya berbeda. Pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan nyawa tapi korban ditagih biaya pemadaman.Karena ada yang tidak bayar, kantor pemadam kebakaran menjadi rugi dan gaji ayah Marin dipotong. Mereka pun harus meninggalkan rumah yang sudah lama mereka huni.Tidak tahan dengan hal ini, Marin dan Yamato pergi mencari dua peri itu supaya permintaan mereka dibatalkan.Dalam perjalanan menuju taman, bukannya membaik dengan tidak bayar pajak tapi malah semakin memburuk, segalanya harus bayar. Mau menyeberang jalan harus bayar karena pemerintah tidak punya dana akhirnya jalan diberikan kepada yang punya duit. Nah oleh mereka itu setiap orang yang mau lewat harus bayar.Lampu lalu lintas juga mati karena tidak diganti, dan ini sering mengakibatkan kecelakaan, orang yang celaka pun ogah diobati karena harus bayar ambulans, jembatan tidak bisa diperbaiki, taman kota juga hilang.Setelah itu mereka ke pos polisi untuk mencari taman kota, ternyata polisi juga tak mau bantu karena mau untuk informasi saja mesti bayar sementara mereka tak punya uang.Taman kota akhirnya berhasil mereka temukan. Namun taman kota itu sudah berubah, beberapa pekerja sedang sibuk membangun gedung di bekas taman kota.Akhirnya mereka menemukan Kopi dan Kupi, yang mau membatalkan permintaan pertama Marin dan Yamato.Triiing... Keadaan kembali berubah, semua pajak kembali dikenakan. Gaji ayah Marin dan Yamato tidak jadi dipotong.Lalu apa permintaaan ketiga Marin dan Yamato? Sepertinya anda harus menonton sendiri, karena film kartun ini meski durasinya pendek sekitar 13 menit cukup menghibur dengan gaya khas animasi Jepang.Film pendek ini cukup menghibur. Tapi sayang tidak menggunakan tokoh kartun yang bercita rasa Indonesia, seperti si Unyil misalnya....
(ddn/qom)