Jam tangan mewah tak lagi sekadar simbol gaya hidup. Di tengah pasar global yang terus tumbuh, jam mewah kini naik kelas menjadi instrumen investasi yang digandrungi kalangan atas, termasuk di Indonesia.
Data Knight Frank memperlihatkan daya tarik investasi jam tangan kian kuat. Dalam 10 tahun terakhir, harga jam tangan mewah naik hingga 147%, mengalahkan mobil antik (118%) dan berlian (13%). Bahkan dalam jangka pendek, indeks WatchCharts Rolex melesat 80%, jauh di atas kinerja indeks S&P 500 (55%) maupun emas (30%).
Secara global, pasar jam tangan mewah diproyeksikan tumbuh dari US$ 40,7 miliar pada 2022 menjadi US$ 63,3 miliar pada 2032. Pertumbuhannya pun cukup stabil dengan CAGR sekitar 4,5% per tahun. Di Indonesia, nilainya tak bisa dibilang kecil-ditaksir sudah melampaui US$ 6-10 miliar atau setara Rp 98,7-164,5 triliun. Adapun transaksi tahunan jam baru dan pre-owned berada di kisaran US$ 600 juta atau Rp 9,87 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi inilah yang mendorong pelaku bisnis seperti Watches Trader untuk bermain lebih agresif. Toko jam mewah yang berbasis di Surabaya ini telah menjadi destinasi kolektor dan investor dari berbagai belahan dunia, mulai dari Asia, Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika.
"Jam mewah dan langka memang tengah jadi pilihan utama HNWI (High Net-Worth Individuals) sebagai aset alternatif. Pernah ada yang datang ke toko mencari jam senilai puluhan miliar rupiah," ujar Sugeng Soepatra, Luxury Watch Expert dari Watches Trader, Selasa (3/6/2025).
Sugeng mengatakan Watches Trader, yang berdiri sejak 2013, rutin melayani kolektor yang berburu edisi terbatas, discontinued, atau custom dial. Layanan otentikasi dan sertifikasi keaslian menjadi daya tarik tersendiri. Tak hanya koleksi, toko ini juga menyediakan layanan trade-in dan konsinyasi bagi klien yang ingin menjual atau upgrade koleksi mereka.
Saat ini, lebih dari 80% pelanggan Watches Trader adalah pria berusia 25-50 tahun. Mereka datang dari beragam latar belakang-mulai dari generasi ketiga konglomerat, pebisnis sukses, hingga kolektor profesional. Merek-merek seperti Rolex, Patek Philippe, Audemars Piguet, dan Richard Mille jadi incaran utama.
Contoh nyata potensi keuntungannya bisa dilihat dari Rolex Daytona Platinum Ice Blue Baguette Diamond Dial. Harga jam tersebut naik dari US$ 98.600 (sekitar Rp 1,6 miliar) pada Desember 2024 menjadi US$ 119.500 (Rp 1,94 miliar) per Mei 2025-naik hampir 19% hanya dalam lima bulan.
Bagi pemula yang ingin mulai mengoleksi jam sebagai aset, Sugeng menyarankan lima hal penting: pilih model sesuai selera dan anggaran, prioritaskan merek dengan reputasi kuat, periksa kondisi dan kelengkapan, pantau harga pasar, serta beli dari sumber terpercaya.
Sebagai informasi, Watches Trader akan segera memperluas pasar dengan membuka toko kedua di kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Juli 2025. Sementara toko utama tetap beroperasi di Mall Pakuwon Trade Center, Surabaya.
(rrd/rrd)