RI Butuh Sistem Resi Gudang yang Transparan buat Bisnis Logistik

RI Butuh Sistem Resi Gudang yang Transparan buat Bisnis Logistik

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 26 Jun 2025 13:26 WIB
ilustrasi jasa logistik
Foto: Getty Images/iStockphoto/bfk92
Jakarta -

Indonesia disebut memerlukan sistem registrasi resi gudang yang transparan dan terpercaya, hal ini karena Indonesia memiliki potensi agribisnis dan logistik yang besar. PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), bagian dari Holding BUMN Danareksa, menjawab tantangan ini melalui perannya sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang pertama di Indonesia.

Momentum strategis penguatan ekosistem resi gudang nasional, yang telah mencatat peningkatan mencapai 120% pada tahun 2024 ini diperkuat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT KBI yang dilaksanakan pada Rabu, 25 Juni 2025 di Menara Danareksa.

Direktur Utama PT KBI Budi Susanto mengungkapkan capaian signifikan, yakni Pendapatan dari Penerbitan Resi Gudang melonjak 176% dalam nilai transaksi dengan peningkatan berat komoditas lebih dari 10.000 ton. Sementara itu, volume kontrak berjangka tumbuh 10.5% secara tahunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capaian ini mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 25.4% dan kenaikan laba bersih 22% year-on-year, didorong terutama oleh ekspansi bisnis kliring dan layanan resi gudang.

Fondasi operasional Sistem Resi Gudang (SRG) PT KBI dimulai pada tahun 2010 dengan platform digital bernama IsWare. Pada tahun 2020, PT KBI lalu mengembangkan pondasi operasional SRG melalui inovasi sistem berbasis blockchain bernama IsWare Next Gen.

ADVERTISEMENT

Teknologi ini menjamin keamanan dan keutuhan historis transaksi melalui penyimpanan data yang canggih. Dalam implementasinya, PT KBI berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pilot project Korporasi Petani, yang diluncurkan pada 14 Mei 2024 untuk pengendalian inflasi dan ketahanan pangan. PT KBI bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Indonesia (BAPPEBTI) juga aktif melakukan sosialisasi program ini di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatera Barat dan Lampung guna optimalisasi pemanfaatan resi gudang. Selain itu, pada tahun ini, PT KBI akan fokus mengembangkan sistem terintegrasi dalam ekosistem SRG bersama BAPPEBTI yang nantinya menjadi sumber informasi strategis bagi seluruh pelaku usaha dan stakeholder terkait.

"Sinergi tiga pilar-kekuatan BUMN, keandalan sistem teknologi, dan kolaborasi ekosistem industri-menjadi kunci percepatan transformasi digital komoditas nasional," kata Budi dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).

Upaya ini menjadi fondasi penting bagi program strategis pemerintah seperti ketahanan pangan dan efisiensi logistik, didukung oleh 365 gudang dan lebih dari 100 Pengelola Gudang yang telah resmi disetujui oleh BAPPEBTI.

Implementasi IsWare telah mendorong peningkatan penerbitan resi gudang secara signifikan pada tiga komoditas utama: Timah, Beras, dan Kopi, dengan total nilai transaksi tahun 2024 mencapai 1,7 Triliun Rupiah. Untuk tahun 2025, PT KBI menargetkan peningkatan volume transaksi resi gudang pada sentra komoditas strategis seperti Gabah Kering Giling, Beras, dan Gula Kristal Putih, serta akselerasi adopsi digital di kalangan pengelola gudang di berbagai wilayah Indonesia.

(kil/kil)

Hide Ads