Yayasan Lohjinawi berhasil mereduksi sampah plastik sebanyak 20 ton per bulan. Lembaga tersebut memang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus dalam bidang pembinaan, pelatihan, pengolahan, dan pendistribusian sampah plastik,
Ketua Yayasan Lohjinawi Yasmin mengatakan mulanya awal berdiri yayasan tersebut karena ada program dari Unilever Indonesia yang mengajak untuk mengolah sampah.
"Ternyata saat itu kayak diceburin kan untuk membantu mengurus sampah atau gerakan kepada masyarakat untuk mengolah sampah. Dulunya sih nggak ada basic sama sekali untuk mengajari orang, untuk memberikan edukasi, pelatihan gitu. Lama-lama dan alhamdulillah sampai di hari ini sudah 20 tahun kami menjalankannya," kata Yasmin dalam acara detikcom Leaders Forum: 'Bebas Plastik 2040 Mimpi atau Misi?', Senin (30/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, pas 2012, pihaknya membentuk Yayasan Lohjinawi untuk melanjutkan program tersebut. Tidak hanya di Surabaya, pihaknya juga sudah melakukan ekspansi ke kota-kota lain, seperti Balikpapan dan Banjarmasin.
Perjalanan untuk mencapai titik ini tidak mudah. Yasmin bercerita bahwa mengajak orang untuk memilah-milah sampah tidak gampang karena jarang ada yang berminat melakukannya.
"Karena setiap program belum tentu, masyarakat itu welcome dengan kita. Dulu awalnya kita juga masuk ke kelurahan, ke kecamatan, ketok-ketok aja mau ngajak warganya untuk pilih sampah itu sudah dari awal udah dibilang, nggak bisa," tambah Yasmin.
Belum lagi banyak masyarakat yang sifatnya sering berubah-ubah dalam ikut mengurus masalah sampah. Menurut Yasmin, untuk mengatasi hal tersebut harus mengadakan kompetisi atau ada penghargaan terlebih dahulu untuk menggaet minat masyarakat.
"Kadang-kadang mood-nya itu baik ketika ada kompetisi-kompetisi untuk koleksi plastiknya, sampahnya itu banyak, volumenya bisa banyak. Tapi ketika sudah nggak ada kompetisi, gak ada ini mulai beneran lagi. Lebih baik dibakar, katanya gitu kan. Lebih gampang," imbuh Yasmin.
Selain itu, Yasmin menekankan pentingnya untuk bermitra dengan pemerintah maupun perusahaan-perusahaan lain. Dengan begitu, akan ada berbagai macam kegiatan untuk mengolah sampah, mulai dari edukasi hingga pelatihan di masyarakat.
"Dan kadang-kadang masyarakat yang tadi moody itu ya naik turun itu. Jadi memang mereka kadang sudah di titik jenuh, bosan. Ini sama, nggak ada ini. Kadang-kadang kita itu memberikan reward kepada mereka. Ya, kadang-kadang cuma dalam bentuk mengajak mereka outbound. Ini kita nggak ada program kayak gitu. Alhamdulillah kita kolaborasi dengan Unilever itu memberikan banyak pelatihan-pelatihan kepada masyarakat," terang Yasmin.
Saat ini, ratusan bank sampah berhasil didirikan. Pihaknya pun setiap bulannya berhasil mereduksi 20 ton sampah.
"Dari situ, alhamdulillahnya setiap bulan sampai hari ini kita bisa mereduksi, membantu 20 ton per bulan. Jadi kedepannya kita mimpinya harus lebih banyak lagi, dan tidak hanya di kota Surabaya, tapi memang harus ada kota-kota lain yang kita bentuk bank-bank sampah yang ada di situ," jelas Yasmin.
Simak juga Video: Prabowo Instruksikan Penanganan Sampah Selesai di 2029