Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau yang juga dikenal dengan Indonesian AID terus berupaya untuk mendukung ketahanan nasional. Berbagai langkah pun dilakukan, salah satunya melalui diplomasi ekonomi dengan sejumlah negara.
Adapun upaya untuk mendukung ketahanan nasional mendapatkan respon positif dari sejumlah akademisi. Pasalnya, lembaga tersebut dinilai memberikan dukungan kerja sama pembangunan internasional ke berbagai negara sahabat.
"Langkah ini bukanlah sekedar aksi filantropi, melainkan bagian dari strategi besar diplomasi yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Andalas Apriwan dalam keterangan tertulis, Jumat (4/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan diplomasi pembangunan ini sejalan dengan Asta Cita. Menurutnya, salah satu yang paling relevan yaitu memperkuat sistem pertahanan dan kemandirian bangsa, di mana penguatan pertahanan dan keamanan negara dan pemeliharaan hubungan internasional yang kondusif menjadi program prioritas.
"Sejalan dengan itu, diplomasi kini menjadi bagian dari ekosistem strategis dalam membangun Indonesia maju. Di sisi lainnya, Indonesia turut memperkuat pengaruhnya sebagai negara emerging power yang berperan aktif di forum regional maupun internasional seperti ASEAN, G20, dan yang terbaru adalah bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS," tuturnya.
Indonesian AID menjaga kepentingan nasional Indonesia di luar negeri melalui berbagai kerja sama pembangunan. Dia memberikan contoh, pemberian dukungan kerja sama pembangunan kepada sejumlah negara di Kawasan Asia, Pasifik, Afrika, dan memperkuat pengaruh serta hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut.
Kerja sama yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan dan beasiswa, infrastruktur. Serta ada pula kerja sama di bidang kesehatan hingga ketahanan pangan yang tidak hanya memberi manfaat ke negara mitra, tetapi juga membuka jalan diplomasi ekonomi dan perdagangan Indonesia.
"Menariknya, diplomasi pembangunan ini ternyata memiliki dampak positif ke dalam negeri. Ketika Indonesia memperkuat kerja sama teknologi, kesehatan, pangan, dan energi dengan negara mitra melalui Indonesian AID, secara tidak langsung kita juga membangun ketahanan nasional di sektor-sektor tersebut," terang Apriwan.
Sementara itu, Direktur Utama Indonesian AID Dalyono mengungkapkan bahwa upaya kerja sama pembangunan di berbagai sektor ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha melakukan penetrasi pasar potensial, mendorong peningkatan ekspor, meningkatkan penggunaan produk, dan teknologi Indonesia. Hal itu agar bisa masuk ke negara-negara berkembang seperti di Asia, Pasifik, dan Afrika semakin terbuka.
"Sebagai contoh adalah pendanaan untuk dukungan hibah vaksin Pentavalent produksi Biofarma ke Nigeria. Program ini diharapkan membuka pasar dan jejaring Biofarma di Kawasan Afrika. Demikian juga dengan pendanaan kegiatan pelatihan dan hibah produk dan teknologi Inseminasi Buatan produksi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari yang kini telah merambah ke berbagai negara di Afrika," ungkap Dalyono.
Dalyono menjelaskan inisiasi program pengembangan SDM berupa pelatihan dan beasiswa The Indonesian AID Scholarship yang diberikan kepada calon pemimpin dari negara-negara sahabat juga diharapkan menciptakan jejaring global yang memiliki kedekatan emosional dan intelektual dengan Indonesia.
"Ini merupakan bentuk soft power yang kuat. Bagi Indonesia sendiri, program ini tentu menambah environment internasional, mendorong perguruan tinggi dan para expertise kita dalam meningkatkan reputasinya dan bersaing di kancah global," tuturnya.
Dia menjelaskan melalui penguatan diplomasi Indonesian AID, Indonesia menempatkan diri sebagai mitra strategis yang setara.
"Di tengah arah baru diplomasi Prabowo-Gibran yang menjadikan Asta Cita sebagai acuan, peran Indonesian AID memberi makna baru bahwa kolaborasi dan kerja sama pembangunan internasional bisa menjadi strategi geopolitik yang kuat, dan bahwa kemandirian selain dibangun di dalam negeri juga dibangun melalui jejaring solidaritas global," tutupnya.
(ega/ega)