Setelah deal besar-besaran memborong gandum hingga energi dari Amerika Serikat (AS), apakah tarif Trump bakal turun? Pemerintah Indonesia resmi meneken kesepakatan impor jumbo dengan AS untuk membeli energi hingga gandum.
Langkah ini disebut sebagai upaya meredam ancaman tarif impor 32% yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pekan lalu.
Kesepakatan ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia (CNA), Rabu (9/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia telah menyepakati pembelian tambahan produk pertanian, energi, dan barang-barang dagangan dari AS," ujarnya.
Airlangga menegaskan pemerintah optimistis diskusi dengan pihak Washington DC masih bisa berjalan untuk menurunkan tarif yang rencananya berlaku mulai 1 Agustus 2025. Dalam kunjungannya ke AS, Airlangga menyebut sudah ada komitmen pembelian senilai total US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun.
Awal pekan ini, telah diteken kesepakatan senilai US$ 1,25 miliar atau sekitar Rp 20,1 triliun untuk membeli lebih banyak gandum AS. Perusahaan Sorini Agro Asia Corporindo, anggota Asosiasi Pabrik Jagung Indonesia, hingga FKS Group juga sudah menandatangani nota kesepahaman peningkatan pembelian biji-bijian.
Selain itu, PT Pertamina juga menandatangani nota kesepahaman untuk pembelian lebih banyak energi dari AS. Namun detail volumenya belum disampaikan.
Sementara itu, perusahaan makanan asal AS Cargill mengkonfirmasi bahwa daftar komitmen pembelian itu mencakup jagung.
Data kantor perwakilan perdagangan AS mencatat defisit perdagangan barang Washington terhadap Jakarta pada 2024 mencapai US$ 17,9 miliar, naik 5,4% dibanding 2023.
Dengan komitmen pembelian jumbo ini, pemerintah berharap defisit bisa ditekan dan tarif Trump tak jadi dinaikkan.
Tonton juga "Rayu AS Rp 551 T Kandas, RI Tetap Dihajar Tarif Trump 32%" di sini:
(rrd/rrd)