Negosiasi Alot! Prabowo Mau Lobi Langsung Trump?

Negosiasi Alot! Prabowo Mau Lobi Langsung Trump?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Jul 2025 16:04 WIB
Banding Diterima, Tarif Trump Tetap Berlaku
Foto: Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Haryo Limanseto. Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Jakarta -

Negosiasi Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) soal tarif impor masih berjalan alot. Sejak dimulai April lalu, hingga kini Presiden AS Donald Trump tetap bersikeras mengenakan tarif impor hingga 32% terhadap Indonesia mulai 1 Agustus 2025.

Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap optimistis negosiasi bisa terus berjalan hingga akhir Juli. Namun, apakah ada kemungkinan pemerintah RI bertemu langsung dengan Presiden Trump?

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menegaskan, sejauh ini belum ada rencana pemerintah untuk melakukan pertemuan langsung dengan Trump. Tim negosiasi yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tetap melanjutkan komunikasi intensif dengan sejumlah pejabat tinggi AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian untuk bertemu dengan Presiden Trump, sampai sejauh ini belum ya. Pak Menko yang ditugaskan langsung oleh Pak Prabowo, sampai sejauh ini akan bertemu lagi, merespons itu, sebagaimana di surat itu masih terbuka dan kita, memang Pak Menko merasa perlu untuk segera bertemu," kata Haryo dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Rabu (9/7/2025).

Airlangga dijadwalkan menemui tiga pejabat tinggi AS untuk melanjutkan negosiasi, yakni Secretary of Commerce (Menteri Perdagangan) Howard Lutnick, Secretary of Treasury (Menteri Keuangan) Scott Bessent, dan pimpinan United States Trade Representative Ambassador Jamieson Greer.

ADVERTISEMENT

"Ya, sebagaimana perundingan yang awal juga kita yang pertama bertemu dan ini juga kita akan bertemu dengan tim yang bernegosiasi dengan kita," ujarnya.

Haryo menegaskan, pemerintah Indonesia ingin terus meneguhkan posisi RI sebagai mitra dagang strategis bagi AS. Di sisi lain, Indonesia sudah menawarkan komitmen pembelian produk-produk AS senilai total US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun, mulai dari energi minyak dan gas hingga produk pertanian seperti jagung, kapas, dan gandum.

"Perundingan ini masih tetap berlangsung, diskusi ini dan kita akan menonjolkan atau mengutamakan pihak Amerika Serikat bahwa Indonesia adalah negara yang strategis dalam perdagangan internasional. Jadi kita berharap mendapatkan semacam kesepakatan yang lebih baik dari yang ada sekarang," pungkasnya.

Simak juga video: Kena Tarif 32%, Indonesia Balas atau Tunduk Kepada AS?

(hal/rrd)

Hide Ads