Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) sepanjang paruh pertama tahun 2025. Diantaranya yakni Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC).
Kemitraan pertama dibentuk pada 15 April 2025, ketika Danantara Indonesia dan QIA menandatangani kesepakatan pembentukan dana investasi bersama senilai US$ 4 miliar atau setara Rp 64,8 triliun (Kurs Rp 16.200). Dana ini difokuskan pada sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan, sektor-sektor prioritas dalam agenda transformasi ekonomi Indonesia.
Disusul pada 16 Mei 2025, kerjasama dengan Future Fund Australia, sovereign wealth fund milik Pemerintah Australia dengan total aset lebih dari AUD 300 miliar, diumumkan di sela-sela Indonesia-Australia Annual Leaders' Meeting di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Australia juga menyampaikan dukungan terhadap keanggotaan Danantara Indonesia dalam International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), forum global yang mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang kuat dalam pengelolaan dana publik.
Kerja sama ketiga ditandatangani pada 25 Mei 2025, di mana Danantara Indonesia dan CIC, salah satu SWF terbesar dunia dengan mandat pengelolaan cadangan devisa Tiongkok, bersepakat untuk menjajaki pembentukan platform investasi ASEAN-Tiongkok. Dana ini akan difokuskan pada sektor manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi, serta dirancang dengan prinsip imbal hasil optimal dan dampak pembangunan yang terukur.
Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia Mohamad Al-Arief menyampaikan, kerja sama di tingkat global ini tidak hanya menandai tonggak penting dalam ekspansi platform investasi Danantara Indonesia. Hal ini juga mencerminkan pendekatan baru dalam pengelolaan aset negara yang berorientasi pada transparansi, mitigasi risiko, dan penciptaan nilai jangka panjang.
"Bagi Danantara Indonesia, setiap kemitraan bukan sekedar transaksi keuangan, melainkan langkah strategis untuk membangun tata kelola setara dengan standar global. Kami belajar dan bermitra langsung dari para pengelola aset terbaik dunia dan menjadikannya bagian dari transformasi kelembagaan jangka panjang." ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2025).
Al-Arief, juga menambahkan, kolaborasi strategis ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global.
la juga menjelaskan bahwa melalui kerja sama dengan sejumlah SWF global ini Danantara Indonesia tidak sekadar mengakses pendanaan dan peluang investasi lintas negara, tetapi juga memperkuat kapabilitas kami dalam menjalankan tata kelola aset negara agar mampu setara dengan praktik terbaik dunia.
"Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami membangun kelembagaan yang kokoh dalam mengelola aset bangsa. ini," ujarnya.
Arief menyampaikan, kini Danantara Indonesia tengah mempercepat restrukturisasi aset dan BUMN dengan target investasi hingga US$ 5 miliar atau setara Rp 81 triliun di 2025. Langkah ini difokuskan pada sektor strategis seperti hilirisasi mineral, energi terbarukan, digital, kesehatan, pangan, dan manufaktur.
Selain memperoleh pendanaan awal US$ 20 miliar atau setara Rp 324 triliun untuk lebih dari 20 proyek prioritas, Danantara juga menargetkan dividen tahunan US$ 8 miliar atau setara Rp 129,6 triliun dari portofolio BUMN. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan BUMN sebagai motor pertumbuhan, termasuk konsolidasi 889 entitas BUMN.
Al-Arief juga menyampaikan, sebagai bagian dari komitmen membangun tata kelola kelas dunia, Danantara Indonesia banyak mempelajari secara langsung kerangka tata kelola, manajemen risiko, dan model alokasi aset yang telah terbukti sukses di institusi negara lain.
"Kami melakukan benchmarking untuk membangun sistem yang relevan dengan mandat nasional dan tantangan masa depan Indonesia," ujarnya.
Tonton juga video "Danantara Resmi Jadi Mitra Kerja Komisi VI dan XI DPR" di sini:
(acd/acd)