Freeport & Bukit Asam Buka Suara soal Penerapan Bea Keluar Emas-Batu Bara

Freeport & Bukit Asam Buka Suara soal Penerapan Bea Keluar Emas-Batu Bara

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 16 Jul 2025 18:00 WIB
Foto udara aktivitas tempat penampungan batu bara di tepi Sungai Batanghari, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (20/6/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor batu bara Indonesia pada Mei 2024 sebesar 2,5 miliar dolar AS atau turun 4,04 persen dibanding bulan sebelumnya atau turun sebesar 16,85 persen dibanding Mei tahun lalu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.
Foto: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Jakarta -

Pemerintah berencana menerapkan bea keluar terhadap produk emas dan batu bara di mana pengaturan teknisnya mengacu pada pengaturan Kementerian ESDM. PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyampaikan harapan agar kebijakan tersebut dapat mempertimbangkan kondisi pasar yang ada.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu peraturan terkait tersebut. Akan tetapi pihaknya meminta agar penerapan bea keluar tersebut tidak dilakukan dalam waktu dekat.

Arsal mengatakan bahwa saat ini harga komoditas batu bara sedang tidak dalam kondisi bagus. Sehingga hal ini akan menjadi beban bagi perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hanya minta mohon dipertimbangkan kembali lah ya. Tapi kalau situasinya sudah bagus ya enggak ada isu lah ya. Jadi kalau misalnya ada kita keuntungannya naik ada bea keluar itu kan wajar-wajar saja. Tapi kalau misalnya kondisi sekarang harga lagi tidak bagus kami juga masih banyak beban. Tentunya ya harapan kami ya masih dipertimbangkan kembali," katanya saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Rabu (17/7/2025).

Senada, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan juga berharap rencana bea keluar terhadap produk emas untuk dipertimbangkan kembali. Hal ini menyangkut dengan hilirisasi yang telah dijalankan Freeport.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah memproduksi emas dengan tingkat kemurnian mencapai 99,99% yang siap dipasarkan baik di dalam maupun luar negeri.

"Jadi untuk emas, kami berharap kalau bisa, ini kan hilirisasi kami sudah selesai pada saat memproduksi 99,99% metal dan emas 99,99% sudah siap mau dijual ke mana aja entah di luar negeri atau dalam negeri. Sebisa mungkin Antam yang meng take emas produksi kami. Dan kalau misalnya engga, siapa lagi yang di domestik kan? kalau misalnya nggak adapasar domestik, jangan dikenakan bea keluar dong. Kan untuk melindungi industri dalam negeri," katanya.

Tony mengungkapkan bahwa saat ini produk emas Freeport yang diekspor hanya 50%. Hal ini dikarenakan produk emasnya masih ada yang di bawah kemurnian 99,99%.

"Sekarang masih 50% ekspor karena masih ada produk kami yang kadarnya di bawah 99,99%," katanya.

Lihat juga Video: Prabowo Bertemu Pemimpin Freeport hingga Chevron, Bahas Investasi di RI

(acd/acd)

Hide Ads