Persiapan Garuda Borong 50 Pesawat Boeing: Dari Sumber Uang-Tambah Rute

Persiapan Garuda Borong 50 Pesawat Boeing: Dari Sumber Uang-Tambah Rute

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 23 Jul 2025 09:30 WIB
Pesawat Garuda Indonesia yang membawa vaksin COVID-19 tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat itu mendarat sekitar pukul 21.30 WIB.
Foto: Garuda Indonesia
Jakarta -

Rencana PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membeli 50 pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS) mengemuka. Maskapai pelat merah ini mulai mempersiapkan pembelian tersebut.

Rencana pembelian ini sendiri masuk dalam bagian kesepakatan negosiasi tarif resiprokal antara pemerintah Indonesia dan AS. Dengan meningkatkan impor barang dari AS, termasuk pesawat Boeing, Indonesia berharap AS menurunkan tarif impor barang asal Indonesia ke level 19% sekaligus memperbaiki defisit neraca dagang Negeri Paman Sam.

Garuda memastikan sudah menyiapkan dua skema pendanaan untuk membiayai transaksi bernilai fantastis tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda menyebut sumber dana pertama berasal dari internal perusahaan seiring dengan program penyehatan keuangan yang tengah dijalankan setelah restrukturisasi.

"Adapun terkait sumber pendanaan untuk pembelian pesawat tersebut sejalan dengan rencana penyehatan keuangan Perseroan sebagaimana tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan Perseroan yang telah disetujui oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia tanggal 23 Juni 2025 serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 30 Juni 2025," demikian tertulis dalam dokumen yang disetor ke BEI, dikutip Selasa (22/7/2025).

ADVERTISEMENT

Sumber dana kedua, Garuda saat ini juga menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor yang berpotensi menjadi pemberi dana untuk pembelian armada baru tersebut.

Garuda menambahkan, pihaknya masih terus berkomunikasi intensif dengan Boeing untuk menyusun skema pembelian secara detail. Termasuk menentukan tipe pesawat yang paling sesuai dengan kebutuhan dan pangsa pasar Garuda, hingga jadwal pengiriman pesawat yang realistis.

Maskapai pelat merah ini juga mempertimbangkan kesiapan Boeing untuk menyediakan tipe pesawat yang sesuai dengan rencana bisnis Garuda di masa mendatang.

Rute Baru

Garuda juga buka-bukaan rencananya usai membeli 50 pesawat dari Boeing. Dalam keterbukaan informasi Garuda kepada Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda mengungkapkan rencana pembelian pesawat tersebut menjadi salah satu langkah strategis jangka panjang dalam upaya penyehatan perusahaan.

Hal itu bakal dilakukan melalui transformasi bisnis dengan penguatan armada dan optimalisasi jaringan penerbangan dalam 5 tahun ke depan.

Penambahan rute menjadi salah satu opsi yang bakal dilakukan untuk melakukan transformasi bisnis. Rute yang menguntungkan dan sesuai dengan permintaan pasar bakal menjadi pertimbangan Garuda untuk terbang.

"Pembelian pesawat tersebut akan menunjang transformasi bisnis Perseroan dari aspek network dan fleet melalui rasionalisasi jaringan rute yang didasari pada profitability uplift potential dan strategic network serta ekspansi armada yang align dengan permintaan market dengan tetap meniaga efisiensi atas operating cost, yang diharapkan dapat mengoptimalkan pendapatan Perseroan," tulis keterangan Garuda kepada Bursa Efek Indonesia..

Menakar Kebutuhan Garuda di Halaman berikutnya. Langsung klik

Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo menyatakan saat ini Garuda memang butuh tambahan pesawat. Langkah membeli Boeing sebetulnya adalah langkah yang tepat, yang penting pesawat yang mau dibeli tadi harus diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan maskapai.

"Sebenarnya Garuda memang saat ini butuh tambahan pesawat, tapi juga tidak bisa tambah semau-maunya. Tentu harus ada hitungannya," beber Gatot ketika dihubungi detikcom.

Melihat situasi terkini Garuda, Gatot membeberkan maskapai pelat merah itu setidaknya butuh 20-25 pesawat wide body. Untuk pabrikan Boeing bisa saja membeli seri 777 ataupun 787. Pesawat-pesawat ini bakal digunakan untuk rute Internasional yaitu ke Jepang, Korea, China, India, Australia, Timur Tengah dan Eropa. Pesawat ini juga nantinya bisa dipakai untuk penerbangan haji dan umrah.

Selain itu Garuda juga perlu pesawat narrow body, setidaknya perlu 80 pesawat untuk penerbangan domestik dan regional Asean serta sebagian Australia. Pesawat narrow body Boeing yang populer misalnya seri 737.

"Nah tinggal sekarang dihitung, pesawat yang ada saat ini wide dan narrow body ada berapa terus butuh tambahan berapa. Tambahan ini bisa berupa tambah baru atau replacement pesawat lama," beber Gatot.

Di sisi lain, pengamat penerbangan Alvin Lie menambahkan penambahan pesawat bagi sebuah maskapai artinya adalah merencanakan peningkatan kapasitas produksi untuk mendapatkan pendapatan. Catatannya adalah agar penambahan pesawat ini diiringi dengan rencana pengembangan bisnis dan rute yang baik.

"Pesawat adalah alat produksi. Menambah jumlah pesawat itu sama dengan meningkatkan kapasitas produksi. Dengan tambahan pesawat, kapasitas produksi Garuda meningkat. Namun penambahan pesawat harus didasarkan pada rencana pengembangan bisnis & pengembangan route," beber Alvin Lie.

"Apakah Garuda Group sudah membuat rencana pengembangan bisnis yg membutuhkan tambahan 50 pesawat? Mau mengembangkan route Domestik atau Internasional," lanjutnya memberikan pertanyaan.

Menurutnya, sejauh ini Garuda harus melanjutkan gaya kepemimpinan Irfan Setiaputra yang selektif dalam membuka rute. Di era Irfan memimpin banyak sekali rute produktif dipangkas, tak jarang rute itu dibuka hanya karena permintaan pejabat bukan karena hitungan bisnis yang oke.

"Route domestik yang merugi dan yang kurang produktif banyak dipangkas pada zaman Pak Irfan. Banyak route tersebut yang dibuka hanya untuk memenuhi selera dan instruksi pejabat. Tapi secara bisnis tidak laik. Apakah route-route tersebut akan dibuka lagi? Merugi lagi? Butuh rencana bisnis baru yang dibuat untuk mengakomodir 50 pesawat baru tersebut," papar Alvin.

Tonton juga video "Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Segini Harganya" di sini:


Hide Ads