Mendag Pastikan RI Bakal Impor Produk Pertanian AS US$ 4,5 M, Ini Daftarnya

Mendag Pastikan RI Bakal Impor Produk Pertanian AS US$ 4,5 M, Ini Daftarnya

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 23 Jul 2025 14:49 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menutup pabrik rakitan ponsel ilegal di Ruko Green Court, Cengkareng, Jakarta Barat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (tengah)/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan Indonesia akan mengimpor produk pertanian dari Amerika Serikat (AS). Hal ini sebagai pembayaran kepada AS setelah Indonesia mendapati penurunan tarif impor dari 32% menjadi 19%.

Untuk diketahui Indonesia sepakat akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 73 triliun (kurs Rp 16.281). Budi menyebut pembelian itu akan tertuang dalam perjanjian dagang antara Indonesia dengan AS.

"Iya (akan membeli produk pertanian US$ 4,5 miliar). Nanti kan pokoknya habis itu pasti kita merundingkan lagi apa-apa di dalam bentuk agreement," kata Budi di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi memastikan saat ini Indonesia tetap dikenakan tarif 19% dari AS. Saat ini, Budi mengatakan pemerintah tengah menunggu proses administrasi atas kebijakan tersebut.

"Jadi gini yang penting tarifnya sudah ditentukan 19%. Setelah itu kan pasti ada ininya proses administrasinya. Semua lagi disiapkan, jadi kami masih nunggu proses berikutnya,"terangnya.

ADVERTISEMENT

Daftar Produk yang Diimpor RI dari AS

Daftar produk pertanian yang akan diimpor Indonesia dari AS antara lain kedelai, susu kedelai, gandum, serta kapas. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

"Pertanian itu kan sekitar US$ 4,5 (miliar) lah. Itu mulai dari soya bean, soya bean milk, kemudian gandum, dan kapas," kata Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7) lalu.

Susiwijono menekankan bahwa yang mengimpor produk pertanian tersebut adalah sektor swasta, bukan pemerintah dan berdasarkan kebutuhan.

"Jangan dikira ngapain pemerintah gara-gara mau (tarif) 0% berkorban US$ 4,5 miliar beli produk pertanian tambahan. Nggak beli tambahan, ini kita ngajak teman-teman bisnis, asosiasi 'eh butuh gandum berapa? Butuh kedelai berapa? Bisa nggak yang 1 juta diambilkan dari AS?' Dan bisa, harganya juga masuk," ucapnya.

Tonton juga video "Awal Mula Kecurigaan 212 Beras Dioplos, Ada Anomali Harga" di sini:

(ada/ara)

Hide Ads