Rieke 'Oneng' Kritik Rencana RI Borong Boeing: Orang Lain Menolak Beli!

Rieke 'Oneng' Kritik Rencana RI Borong Boeing: Orang Lain Menolak Beli!

Heri Purnomo - detikFinance
Kamis, 24 Jul 2025 13:17 WIB
Rieke Diah Pitaloka
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Indonesia diwajibkan untuk membeli 50 pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS). Pembelian ini menjadi salah satu syarat dalam kesepakatan tarif antara Indonesia dan AS.

Rencana pembelian 50 pesawat Boeing dari AS tersebut mendapatkan kritik keras dari Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka atau yang dikenal dengan sebutan Oneng. Ia mengatakan, banyak negara menolak untuk membeli pesawat Boeing lantaran sering mengalami masalah, namun Indonesia justru akan membeli 50 pesawat Boeing dari AS.

"Membeli 737 MAX itu kan di grounded dan 787 Dreamliner kan itu juga bermasalah. Boeing yang mana yang harus dibeli gitu. Sementara orang lain menolak membeli Boeing begitu, tapi Amerika pasti memaksakan karena Boeing itu adalah salah satu simbol ekonomi Amerika. Ketika nggak laku ini juga masalah simbol ekonominya," kata Rieke dalam Rapat Kerja dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Danantara, Rabu (23/7/2025) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rieke juga menyoroti kondisi keuangan Garuda Indonesia yang hampir bangkrut ketika melakukan pengadaan pesawat Boeing dan pesawat jenis Bombardier beberapa waktu lalu yang tidak sesuai dengan perencanaan.

"Padahal kita tahu kemarin dalam diskusi kita bahwa itu pembelian Boeing dan Bombardier oleh BUMN yang bernama Garuda itu menyebabkan adanya masalah keuangan yang sampai sekarang dampaknya," katanya.

ADVERTISEMENT

"Dengan demikian dari apa yang diputuskan dalam kesepakatan tarif tadi saya kira masih bisa renegosiasi," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir irit bicara terkait dengan rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh maskapai pelat merah Garuda Indonesia. Pembelian ini merupakan salah satu syarat kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terkait pemangkasan tarif resiprokal AS dari 32% menjadi 19%.

Saat disinggung pendanaan pembelian 50 pesawat, Erick meminta agar ditanyakan kepada Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Menurutnya hal tersebut karena menyangkut dengan operasional dari perusahaan pelat merah tersebut.

"Kalau Garuda ya tanyakan ke Dirut Garuda, itu kan lebih banyak operasionalnya," kata Erick usai Raker dan RDP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7).

Adapun dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda menyebut sumber dana pertama berasal dari internal perusahaan seiring dengan program penyehatan keuangan yang tengah dijalankan setelah restrukturisasi.

"Adapun terkait sumber pendanaan untuk pembelian pesawat tersebut sejalan dengan rencana penyehatan keuangan Perseroan sebagaimana tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan Perseroan yang telah disetujui oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia tanggal 23 Juni 2025 serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 30 Juni 2025," demikian tertulis dalam dokumen yang disetor ke BEI, dikutip Selasa (22/).

Sumber dana kedua, Garuda saat ini juga menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor yang berpotensi menjadi pemberi dana untuk pembelian armada baru tersebut.

Garuda menambahkan, pihaknya masih terus berkomunikasi intensif dengan Boeing untuk menyusun skema pembelian secara detail. Termasuk menentukan tipe pesawat yang paling sesuai dengan kebutuhan dan pangsa pasar Garuda, hingga jadwal pengiriman pesawat yang realistis.

Maskapai pelat merah ini juga mempertimbangkan kesiapan Boeing untuk menyediakan tipe pesawat yang sesuai dengan rencana bisnis Garuda di masa mendatang.

Tonton juga video "Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Segini Harganya" di sini:

(acd/acd)

Hide Ads