Pendapatan RI Bisa Tembus US$ 15 Ribu, Djarum Siap Panen di Negeri Sendiri

Pendapatan RI Bisa Tembus US$ 15 Ribu, Djarum Siap Panen di Negeri Sendiri

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 26 Jul 2025 21:15 WIB
Victor Hartono
Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

PT Djarum berfokus untuk memasarkan produk rokoknya ke pasar dalam negeri. Hal ini didukung optimisme bahwa pendapatan per kapita RI bisa tembus hingga US$ 15.000 per tahun, dari yang sekarang baru sekitar US$ 4.960.

Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono percaya bahwa Indonesia akan menjadi negara skala besar dengan jumlah penduduk bisa tembus hingga 320 juta orang. Seiring dengan hal itu, ia percaya pendapatan per kapita RI bisa terus naik, seperti China yang kini sekitar US$ 13.000 dan Korea US$ 36.000.

"Jadi kemungkinannya Indonesia jadi ke US$ 10.000 ke US$ 15.000 itu mungkin. Artinya bisnis size-nya akan double atau triple. Meaning yang kerja di Djarum dan yang punya Djarum akan double and triple kan bisnisnya," ujar Victor, dalam acara Meet The Leaders by Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Victor optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan terus berkembang dan semakin besar. Oleh karena itu, pihaknya berfokus untuk menyasar investasi di dalam negeri sebagai pasar yang menurutnya paling potensial.

Djarum sendiri tidak banyak melakukan aktivitas ekspor. Salah satu negara yang menjadi sasaran ekspornya ialah Amerika Serikat (AS) namun jumlahnya sakat kecil, hanya sekitar 1%.

ADVERTISEMENT

Pihaknya juga terus berupaya untuk beradaptasi dengan dinamika pasar dan membandingkannya dengan yang telah terjadi di luar negeri. Ia percaya, apa yang sudah terjadi di industri-industri yang ada di negara maju kelak juga akan terjadi di Indonesia.

Misalnya industri susu. Djarum sendiri masuk ke industri susu melalui merek MilkLife, di mana saat ini produk susu konsumsi susu di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Hal ini didukung dengan populasi anak-anak di Indonesia yang cukup tinggi.

"Kenapa masuk susu saat ini? Masih panjang, karena saya tau kan statistiknya 2,4 children per family, dan saya bisa lihat anaknya Martin 3, saya 2. Emang kenyataannya gitu, kita masih banyak anaknya. Udah anaknya banyak, tapi terkonsentrasi dananya. Jadi bisa beli susu," ujarnya.

Namun kondisi berbeda terjadi di negara seperti Korea Selatan dengan sekitar 0,6 anak per keluarga, serta Jepang yang juga angka kelahirannya sangat rendah. Industri susu turun drastis.

"Tolong liatin seluruh dunia. Contohnya susu, ini buat kita masuk bagus, tapi masa depan belum tentu. Begitulah, begitu cewek-cewek Indonesia pendidikannya sangat tinggi dan mau kerja, kemungkinan besar anaknya akan sedikit. Pada saat anaknya sedikit, bye-bye industri susu," ujarnya lagi.

Di samping itu, lini bisnis lain yang menurutnya saat ini cukup strategis ialah bisnis e-commerce. Adapun Djarum Group sendiri sudah merambah ke sektor platform belanja online dengan mendirikan PT Global Digital Niaga (BELI) atau Blibli.

"Karena kita percaya kalau Indonesia ekonomi yang maju, bisnis e-commerce itu akan bagus. Tapi kalau bisa ke arah US$ 10.000 per kapita, jangan mandek US$ 5.000 gitu dong, mesti punya duit untuk belanja," kata Victor.

(shc/fdl)

Hide Ads