Harga emas pekan ini disebut-sebut bakal terbang. Hanya saja sebelum bisa terbang, ada kemungkinan harga emas bakal anjlok terlebih dahulu di awal pekan. Berbagai peristiwa jadi sentimen utama pergerakan harga emas.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan hingga saat ini harga emas masih berada di level US$ 3.336 per troy ons atau sekitar Rp 1,74 juta per gram (kurs Rp 16.300). Menurutnya di awal pekan ini harga emas akan turun mendekati level US$ 3.300 per troy ons atau sekitar Rp 1,72 juta per gram.
Namun prediksinya pelemahan bakal terjadi tidak dalam waktu lama, mungkin cuma satu dua hari pekan awal minggu depan pelemahan terjadi. Dia memprediksi penguatan bakal terjadi hingga ke level US$ 3.357-3.380 per troy ons atau sekitar Rp 1,75-1,77 juta per gram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemungkinan saat ini harga emas akan melemah, di awal pekan diperkirakan menuju level US$ 3.300. Tapi, secara weekly masih kemungkinan akan mengalami kenaikan," sebut Ibrahim dalam analisanya, Minggu (27/7/2025).
Melemahnya harga emas, menurut Ibrahim lebih disebabkan oleh hasil kesepakatan AS dan Uni Eropa soal tarif perdagangan. Apabila penurunan tarif terjadi ada kemungkinan harga emas dunia akan turun.
"Kemungkinan mereka sepakat turun jadi 15%, dengan Jepang turun dan Tiongkok juga sedang melakukan negosiasi. Ini kemungkinan besar membuat harga emas dunia turun," beber Ibrahim.
Pemicu Harga Emas Meroket
Nah, sentimen positif untuk mengerek harga emas menurutnya jauh lebih besar. Maka dari itu, usai pelemahan terjadi setelah pengumuman tarif dengan Uni Eropa, Ibrahim memprediksi harga emas akan kembali ganas menguat.
Beberapa sentimennya misalnya saja pasar yang sedang menunggu penurunan suku bunga AS yang akan dilakukan oleh The Federal Reserve. Dia menjelaskan Bos The Fed juga sudah mulai mendapatkan tekanan untuk menurunkan suku bunga oleh administrasi Presiden Donald Trump.
"Powell kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga. Ada kesepakatan antara pemerintah dan bank sentral AS untuk melakukan penurunan suku bunga, bisa jadi minggu depan atau bulan depan. kita belum tahu," beber Ibrahim.
"Bila bank sentral masih menahan suku bunga bisa saja Trump marah dan memercik harapan harga emas naik, kalaupun bank sentral mengumumkan suku bunga turun, maka harga emas akan naik," lanjutnya menjelaskan.
Di sisi lain, situasi juga masih memanas di Timur Tengah. Potensi konflik masih terus terlihat sebab gencatan senjata antara Israel dan Hamas nampaknya gagal total. Perang masih akan terjadi, bahkan bisa merembet ke negara tetangga macam Yaman, Lebanon, hingga Suriah.
Perang yang kemungkinan masih akan berkecamuk akan memicu ketidakpastian ekonomi global dan membuat emas sebagai safe haven terus dibeli investor, pada akhirnya harga emas pun akan naik.
Tonton juga video "Harga Emas Sering Naik, Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Beli?" di sini:
(kil/kil)