Luhut: Thailand-Kamboja Perang Tembakan, Kita Malah Ribut Nggak Pakai Akal Sehat

Luhut: Thailand-Kamboja Perang Tembakan, Kita Malah Ribut Nggak Pakai Akal Sehat

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 28 Jul 2025 14:05 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Shafira/detikcom
Jakarta -

Di tengah memanasnya tensi geopolitik kawasan Asia Tenggara, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak terjebak pada isu-isu yang tidak membangun. Ia menyoroti konflik antara Thailand dan Kamboja yang sampai terjadi kontak senjata, sementara publik Tanah Air justru sibuk memperdebatkan hal-hal yang menurutnya tidak relevan.

"Kita lihat perseteruan Kamboja dengan Thailand sampai tembak-tembakan, kita masih asik tidak menggunakan akal sehat kita," ujar Luhut dalam acara Peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7/2025).

Menurut Luhut, ruang publik di Indonesia kian dipenuhi dengan polarisasi, ekstremisme, dan populisme tokoh yang menurutnya justru menjauhkan akal sehat dari diskursus publik. Ia tidak merinci secara detail siapa atau isu apa yang ia maksud, namun mengimbau masyarakat lebih bijak dan kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita banyak tokoh yang tidak menggunakan akal sehat. Padahal dalam konteks geopolitik global yang makin tidak pasti, kita perlu bersatu dan jaga stabilitas," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Luhut juga menyinggung potensi gejolak ekonomi global akibat kebijakan Amerika Serikat yang masih belum dapat diprediksi dampaknya. Ia menyebut Dewan Ekonomi Nasional telah membuat kajian mendalam, namun tetap diperlukan kewaspadaan bersama.

"Kita tidak tahu apa yang terjadi juga di Amerika dalam waktu dekat, dampak tarifnya pun belum sepenuhnya terlihat," katanya.

Ia mengajak masyarakat menyumbangkan pikiran konstruktif ketimbang memperkeruh situasi nasional dengan isu-isu yang tidak produktif. Salah satu contohnya, kata Luhut, adalah polemik soal ijazah Presiden Joko Widodo yang menurutnya tidak relevan untuk terus diperbincangkan.

"Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana. Yang paling relevan itu apa kontribusimu untuk negara ini," ujarnya.

"Kau tanya pada dirimu, apa yang sudah kau berikan pada negara ini? Apakah kau menyumbang keributan, atau pikiran-pikiran untuk membuat Indonesia lebih baik?" sambung Luhut.

Tonton juga video "Kamboja-Thailand Bahas Gencatan Senjata Usai Ditelepon Trump" di sini:

(shc/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads