Harga Emas Rontok Terus! Ternyata Ini yang Sedang Terjadi

Harga Emas Rontok Terus! Ternyata Ini yang Sedang Terjadi

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 29 Jul 2025 10:21 WIB
Harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini, Kamis (10/4/2025) berada di level Rp 1.846.000 per gram. Ini menjadi harga emas termahal sepanjang sejarah.
Harga Emas Antam Rontok Terus/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Harga emas Antam mengalami tren pelemahan sejak pekan lalu. Per hari ini, bahkan harga emas Antam hampir turun ke level Rp 1,8 juta per gram. Tren bearish ini juga terjadi pada harga emas dunia. Ada beberapa sentimen negatifnya.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan harga emas (XAU/USD) turun lebih dari 0,60% pada pembukaan perdagangan hari ini, setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan perdagangan akhir pekan lalu.

Dalam perjanjian tersebut, bea atas barang impor UE yang sebelumnya diusulkan sebesar 30% dipangkas menjadi 15%, memicu penguatan Dolar AS dan menekan permintaan terhadap XAU/USD. Harga emas berada di level US$ 3.312 per troy ounce, setelah sempat menyentuh puncak harian di US$ 3.345.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average pada grafik XAU/USD saat ini menegaskan bahwa tren bearish masih menguat," kata Andy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/7/2025).

Andy juga memproyeksikan jika tekanan jual berlanjut, harga emas berpotensi turun hingga ke area psikologis US$ 3.300. Sebaliknya, apabila level support ini mampu dipertahankan dan memicu koreksi, target kenaikan terdekat bisa menyentuh kisaran US$ 3.344.

ADVERTISEMENT

Sentimen pasar sempat sedikit mereda pada hari ini, saat kabar kesepakatan AS-UE meredam ketegangan dagang. XAU/USD bergerak di kisaran US$ 3.320-an, menanti aksi lanjutan, seiring Indeks Dolar AS (DXY) menguat 0,99% ke level 98,64.

Penguatan dolar ini menunjukkan kenaikan minat investor terhadap mata uang AS, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai safe haven. Di sisi pasar obligasi, imbal hasil tenor 10 tahun pemerintah AS naik 2,5 basis poin menjadi 4,410%, sedangkan imbal hasil riil tercatat naik hampir tiga basis poin ke 1,974%.

Kondisi ini menambah beban bagi harga emas, karena imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang logam mulia. Selain itu, meski AS sudah mencapai kemajuan dengan beberapa mitra dagang utama, namun belum ada kemajuan berarti dengan Kanada dan Meksiko. Dua negara itu termasuk mitra dagang terbesar AS yang turut menahan laju pemulihan harga emas.

"Para pelaku pasar kini memusatkan perhatian pada sinyal kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed), yang dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada 30 Juli mendatang," jelasnya.

Sementara mengacu pada jajak pendapat Reuters, pelaku pasar rata‑rata memproyeksikan harga emas akan berada di sekitar US$ 3.320 per troy ounce pada 2025 dan naik menjadi US$ 3.400 pada 2026.

Dengan semua variabel tersebut kesepakatan perdagangan, pergerakan Dolar AS, imbal hasil obligasi, prospek kebijakan The Fed, dan data makro, Andy Nugraha menekankan pentingnya manajemen risiko bagi para trader.

"Pantau pergerakan imbal hasil dan level US$ 3.300-3.344 sebagai acuan utama. Aksi harga di luar rentang ini akan menentukan arah XAU/USD selanjutnya," ujarnya.

Tonton juga video "Terus Naik, Harga Emas Tembus Rp 2 Juta/Gram" di sini:

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads