Rasio gini atau tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia paling tinggi berada di provinsi DKI Jakarta. Pada Maret 2025 angkanya mencapai 0,441, meningkat dibandingkan September 2024 yang berada di 0,431 dan lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 0,375.
"Pada Maret 2025, provinsi dengan gini ratio tertinggi adalah DKI Jakarta yaitu sebesar 0,441," tulis Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), dikutip Selasa (29/7/2025).
Sebagai informasi, nilai rasio gini berada di antara 0-1. Jika mendekati 0, artinya setiap orang atau kelompok menerima pendapatan yang sama dengan yang lainnya. Jika mendekati 1, artinya pendapatan itu hanya diterima oleh satu orang atau satu kelompok saja dan lainnya tidak sama sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan dengan rasio gini nasional yang sebesar 0,375, terdapat tujuh provinsi dengan angka rasio gini lebih tinggi yaitu DKI Jakarta (0,441), Daerah Istimewa Yogyakarta (0,426), Jawa Barat (0,416), Papua Selatan (0,412), Papua (0,404), Gorontalo (0,392) dan Kepulauan Riau (0,382).
Baca juga: Dampak Ngeri Serakahnomics ke RI |
Di sisi lain, provinsi dengan rasio gini paling rendah berada di Kepulauan Bangka Belitung yaitu 0,222. Kemudian Kalimantan Utara dan Sulawesi Tengah juga terbilang rendah dengan masing-masing berada di level 0,261 dan 0,279.
Jika dilihat berdasarkan daerah secara nasional, rasio gini di daerah perkotaan pada Maret 2025 sebesar 0,395 atau menurun 0,007 poin dibanding September 2024. Sementara itu, rasio gini di daerah perdesaan sebesar 0,299, menurun 0,009 poin dibandingkan kondisi September 2024.
Selain rasio gini, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia (World Bank). Berdasarkan ukuran ini, pada Maret 2025 persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah adalah sebesar 18,65%, meningkat 0,24% poin dibandingkan kondisi September 2024.
Jika dilihat menurut wilayah, pada Maret 2025 persentase pengeluaran kelompok penduduk 40% terbawah di daerah perkotaan tercatat sebesar 17,64%, meningkat 0,20% poin dibandingkan September 2024. Sementara itu, di daerah perdesaan persentase pengeluaran kelompok 40% terbawah pada Maret 2025 sebesar 21,75%, meningkat 0,36% poin dibandingkan September 2024.
Tonton juga video "Mensos: Strategi Presiden Mengentaskan Kemiskinan Mulai Munculkan Hasil" di sini:
(acd/acd)