Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG). Berlangsung di kantor Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB) di Kabupaten Subang, kegiatan ekspor ini menjadi upaya memperkuat daya saing komoditas lokal di pasar internasional.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan ekspor senilai Rp4,3 miliar ini menjadi salah satu upaya mewujudkan penguatan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan kapasitas UMKM untuk bisa ekspor.
Ia pun mengapresiasi sinergi seluruh pihak, termasuk bank bjb dalam kegiatan ekspor ini. Adapun pelepasan ekspor ini menjadi simbol integrasi antara sistem keuangan, regulasi, dan ekosistem pelaku usaha mikro dalam menciptakan daya saing global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"bank bjb telah menjadi penyalur terbesar di Indonesia untuk Skema Subsidi Resi Gudang dan terbukti memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya para petani," ujar Dyah dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Sementara itu, Direktur Utama bank bjb Terpilih, Yusuf Saadudin menegaskan dukungan pihaknya dalam kegiatan ekspor. Selain mendukung pembiayaan, bank bjb juga memberikan pendampingan bagi petani dan pelaku usaha komoditas lokal seperti kopi.
Melalui dukungan pembiayaan SSRG (Skema Subsidi Resi Gudang), bank bjb menjadi penyalur terbesar secara nasional. Hingga Juni 2025, bank bjb telah menyalurkan kredit SSRG sebesar Rp205,8 miliar kepada 1.771 petani di Jawa Barat. K
Khusus untuk petani kopi, tercatat Rp9,3 miliar telah dikucurkan kepada 25 petani kopi. Dukungan bank bjb juga mencakup pendampingan teknis dan pelatihan berkelanjutan agar petani mampu menjaga kualitas produksi dan memenuhi standar ekspor.
Yusuf menambahkan, bank bjb turut memperkuat ketahanan pangan dan komoditas unggulan lokal. Komoditas kopi dipilih karena memiliki potensi, termasuk dari sisi nilai ekonomi. Selain itu, preferensi pasar global terus meningkat terhadap kopi berkualitas tinggi dari Indonesia, khususnya Jawa Barat.
"Kopi dari Subang yang diekspor ke Tiongkok milik petani yang disimpan pada gudang milik KPGLB dan memanfaatkan sistem resi gudang sebagai alat penjamin. Dengan pemanfaatan SRG, petani dapat menyimpan hasil panen sambil menunggu harga pembeli dengan harga optimal, tanpa harus menjual dengan harga rendah di awal panen. Di sinilah peran pembiayaan bank bjb menjadi vital," ungkapnya.
Yusuf pun menegaskan kesiapan bank bjb untuk mendukung program strategis pemerintah salah satunya melalui pembiayaan resi gudang.
bank bjb juga akan terus mendorong komoditas lain untuk menembus pasar ekspor secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan Jabar Istimewa.
"Kami siap mendukung program resi gudang untuk kemajuan petani dan perekonomian Jawa Barat," pungkas Yusuf.
Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan antara lain, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, Direktur Utama bank bjb Terpilih Yusuf Saadudin, Kepala BAPPEBTI Tirta Karma Senjaya, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Barat Nining Yuliastiani, Direktur PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Budi Susanto, serta Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah, Miftahudin Shaf.
Tonton juga video "Industri Kopi Terancam Jika Tarif 50% AS ke Brasil Diberlakukan" di sini:
(akn/ega)