CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, memperingatkan para pimpinan BUMN untuk jangan 'mempercantik' laporan keuangan alias financial engineering hanya untuk menunjukkan kemampuan Persero dalam mengumpulkan keuntungan 'di atas kertas' semata.
Menurutnya keuntungan yang didasari pada angka dalam laporan keuangan semata tidak serta merta menunjukkan keberhasilan BUMN itu sendiri. Alih-alih memberi laporan keuntungan yang tinggi, menurutnya lebih penting menunjukkan performa perusahaan sesungguhnya.
"Namanya juga CEO, itu tidak semata-mata hanya cari profitabilitas yang tinggi. Tapi kita tekankan carilah profitabilitas yang berkualitas, yang mencerminkan benar-benar dari performance yang ada," kata Rosan di Kantor BKPM, Selasa (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersamaan dengan itu, Rosan menegaskan Danantara selaku super holding BUMN tak akan ada toleransi bagi para direksi atau pimpinan Persero yang dengan sengaja malah mempercantik laporan keuangan mereka apapun alasannya.
"Kita nggak ada toleransi lagi untuk yang macam-macam yang aneh-aneh. Ibaratnya buku dipercantik segala macam itu nggak ada. Berikan sesuai dengan operasional yang ada dan apa adanya," tegasnya.
"Karena kalau intinya hanya ingin cari profitabilitas yang tinggi saja tetapi hasil dari, mohon maaf, dari financial engineering yang macam-macam. Nah, kita juga paham lah mengenai itu," ucap Rosan lagi.
Ia menegaskan kembali saat ini sudah bukannya lagi era di mana para investor atau pemegang saham terkesima dengan laporan keuangan hasil 'make up' BUMN saat melakukan financial engineering.
Pada kesempatan itu, Rosan juga meminta para direksi yang bekerja di pucuk pimpinan BUMN untuk tidak lagi merancang rencana kerja perusahaan hanya untuk 4-5 tahun ke depan.
Ia mengakui kebiasaan ini terjadi karena para pimpinan Persero hanya memikirkan kondisi perusahaan hanya untuk selama periode jabatannya. Namun Rosan tetap meminta agar arah kerja BUMN ke depan dapat didesain dalam jangka waktu panjang untuk menjaga keberlanjutan usahanya.
"Semuanya ini pemikirannya hanya 2 tahun, 3 tahun, atau 4-5 tahun gitu. Nggak lagi, musti pemikirannya jangka panjang juga. Jangan terpacu karena kami di manajemen kan biasanya hanya 5 tahun gitu kan. Tapi musti pemikiran jangka panjang," pungkas Rosan.
Lihat juga Video: Danantara Resmi Jadi Mitra Kerja Komisi VI dan XI DPR