Allianz Indonesia buka suara terkait insiden peretasan data yang menimpa Allianz Life Insurance Company of North America (Allianz Life US). Perusahaan menegaskan, insiden tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan keamanan data di Indonesia.
"Allianz Life di Indonesia merupakan entitas berbeda dari Allianz Life US. Insiden ini tidak berdampak pada bisnis kami, termasuk di Asia Pasifik," ujar Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani, kepada detikcom, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allianz Life US sebelumnya dilaporkan mengalami serangan siber yang menyebabkan kebocoran data pribadi milik 1,4 juta nasabah serta sejumlah pegawai. Serangan terjadi pada 16 Juli 2025, ketika peretas berhasil membobol sistem CRM berbasis cloud milik pihak ketiga yang digunakan oleh Allianz Life US.
Wahyuni menegaskan, Allianz Indonesia selalu mengedepankan perlindungan data pribadi nasabah. Perusahaan telah mengantongi sertifikasi ISO27001 dan ISO27701 sebagai bukti kepatuhan terhadap standar internasional perlindungan data.
"Allianz Indonesia juga memiliki petugas khusus perlindungan data (Data Privacy Officer), dan seluruh karyawan mengikuti pelatihan rutin mengenai pentingnya menjaga kerahasiaan data," jelas Wahyuni.
Adapun investigasi atas kasus di AS masih terus berlangsung. Allianz Life US sudah melaporkan kejadian ini kepada FBI dan sedang menghubungi nasabah yang terdampak.
Dalam keterangan resminya, Allianz SE selaku induk usaha global menyebut serangan tersebut dilakukan melalui teknik rekayasa sosial. Data yang berhasil dicuri termasuk identitas pribadi nasabah, tenaga keuangan profesional, serta pegawai internal Allianz Life US.
Meski begitu, hingga saat ini tidak ditemukan bukti bahwa sistem internal atau data polis di Allianz Life US ikut diretas.
Tonton juga video "Wamenkomdigi Sebut Transfer Data ke AS Merupakan Data Komersial" di sini:
(shc/rrd)