Fenomena Roh Halus 'Gentayangan' di Mal, Ujung-ujungnya Beli Online

Fenomena Roh Halus 'Gentayangan' di Mal, Ujung-ujungnya Beli Online

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 31 Jul 2025 12:50 WIB
Sejumlah mal di kawasan DKI Jakarta telah kembali beroperasi. Sejumlah protokol kesehatan diterapkan di pusat perbelanjaan tersebut.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Belum cukup Rojali atau rombongan jarang beli dan Rohana atau rombongan hanya nanya, kini pusat perbelanjaan Tanah Air 'dihantui' oleh Roh Halus alias rombongan hanya ngelus-ngelus.

Fenomena Roh Halus ini menyoroti sekelompok orang yang datang ke mal cuma untuk memastikan kualitas dan ukuran suatu produk, biasanya pakaian atau produk fesyen lainnya. Namun mereka tidak beli produk di toko tersebut, melainkan 'kabur' ke toko online yang biasanya jauh lebih murah.

Sebab menurut Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budiharjo Iduansjah, salah satu penyebab banyak masyarakat tidak atau kurang berbelanja di mal karena sudah membeli produk-produk yang dibutuhkan mulai dari peralatan rumah tangga sampai fesyen secara online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk toko-toko peralatan rumah tangga, elektronik, toko baju-fesyen, sepatu itu terpukul sekali yang di mal, di Depstore terpukul sekali dengan online," katanya kepada detikcom, ditulis Kamis (31/7/2025).

Ia menjelaskan salah satu faktor penyebab masyarakat banyak membeli produk secara online karena toko-toko offline tidak memiliki daya saing. Semisal produk yang dijual oleh toko offline tidak selengkap toko online, belum masalah perbedaan harga.

ADVERTISEMENT

Padahal keterbatasan daya saing ini disebabkan oleh berbagai hal mulai dari perizinan dagang yang banyak dan rumit membuat ongkos modal lebih tinggi hingga pengenaan pajak untuk produk-produk yang dijual.

"Contoh barang-barang yang di online juga harus bayar PPN 11%. Sedangkan yang di mal kan bayar 11%, jadi yang di online harus juga bayar," papar Budiharjo.

"Di offline barangnya nggak lengkap karena kalau mau masuk kami mengajukan dulu semua peraturan. Ajukan Pertek Impor, minta izin nanti harus mengikuti neraca komoditas, kalau dulu ada kuota. Jadi kami tuh barangnya nggak lengkap. Belum apa-apa sudah kalah sama online, belum kalah harga," terangnya.

Sementara itu, Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad mengatakan fenomena Roh Halus dapat terjadi lantaran persaingan dagang yang semakin ketat antara toko offline yang ada di mal dengan toko online di platform e-commerce, khususnya dari segi harga jual produk.

Sebab pada akhirnya masyarakat cenderung akan membeli barang di tempat yang lebih murah. Di mana mayoritas toko online mampu menjual barang lebih murah dari toko-toko di mal, yang akhirnya membuat banyak Roh Halus 'gentayangan'.

"Jadi kenapa mereka jarang beli, mereka ke sana memang kalau ada barang-barang yang dibutuhkan. Kalau memang ternyata barang dibutuhkan lebih mahal dari yang ada katakanlah di e-commerce, mereka nggak akan beli. Perkembangan digitalisasi cenderung membuat harga semakin kompetitif, jadi ketika mereka ke mal ternyata harganya lebih mahal mereka nggak akan jadi beli," terangnya.

"Jadi ya jarang mereka beli, apalagi selisih harganya bagi mereka sangat signifikan 10-20%. Akhirnya ya mereka hanya datang untuk melihat barang fisiknya kayak gini, tapi di e-commerce bisa jauh lebih murah," sambungnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan banyaknya masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online juga didorong oleh faktor daya beli, di luar berbagai kemudahan yang didapatkan saat berbelanja di e-commerce. Sebab dengan daya beli rendah, secara otomatis masyarakat akan mencari pilihan yang lebih murah, termasuk saat belanja online.

"Memang mal pasti jauh lebih mahal ya, karena menyediakan fasilitas, layanan, kenyamanan, sosial dan sebagainya. Tapi pada akhirnya kan ketika daya beli itu tidak bagus, ya mereka akhirnya nggak mau mengorbankan uangnya," tegas Tauhid.

Tonton juga video "Analisis Fenomena Rojali yang Kini Eksis" di sini:

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads