Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, Neraca Perdagangan RI-AS Surplus Segini

Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, Neraca Perdagangan RI-AS Surplus Segini

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 01 Agu 2025 13:58 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) surplus dan menjadi yang terbesar pada periode Januari-Juni 2025. Di tengah-tengah periode ini, Indonesia tengah menghadapi ancaman tarif impor dari Presiden AS Donald Trump.

Sebagai informasi, Indonesia dikenakan tarif oleh AS sebesar 19%, turun dari sebelumnya 32%. Kabar terbaru, pemberlakuan tarif ini efektif per 7 Agustus.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara perdagangan Indonesia dengan AS surplus mencapai US$ 8,57 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia yang paling besar dengan AS, kedua India, dan ketiga Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk neraca perdagangan total, yaitu migas dan non-migas, tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar US$ 8,57 miliar,kemudian India sebesar US$ 6,59 miliar, dan Filipina sebesar US$ 4,40 miliar," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).

Lebih lanjut, negara penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia terdalam adalah China minus US$ 9,73 miliar,Singapura minus US$ 3,09 miliar, kemudian Australia minus US$ 2,66 miliar.

Pudji mengatakan untuk neraca perdagangan kelompok nonmigas, terdapat tiga negara penyumbang surplus terbesar, pertama AS sebesar US$ 9,92 miliar, kedua India sebesar US$ 6,64 miliar, dan ketiga Filipina sebesar US$ 4,36 miliar.

"Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar minus US$ 10,69 miliar,Australia sebesar minus US$ 2,39 miliar, dan Brasil sebesar minus US$ 0,83 miliar," ungkapnya.

Sepanjang Januari hingga Juni 2025, AS tercatat masuk sebagai negara terbesar tujuan ekspor Indonesia, dengan posisi pertama di tempati China dan ketiga India.

"Nilai ekspor non-migas ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$ 14,79 miliar yang utamanya terdiri atas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya atau rajutan," ungkapnya.

Sementara ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat sebesar US$ 29,31 miliar yang utamanya terdiri atas besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel dan barang daripadanya. Kemudian ekspor non-migas ke India tercatat sebesar US$ 8,97 miliar yang utamanya terdiri atas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja.

Lihat juga Video: RI Kena Tarif Trump 19%, Mendag Targetkan Pasar Eropa

(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads