Gaji Masih Kecil, Ongkos ke Kantor Sudah Tembus Rp 1 Juta!

Gaji Masih Kecil, Ongkos ke Kantor Sudah Tembus Rp 1 Juta!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 05 Agu 2025 07:15 WIB
Gaji Masih Kecil, Ongkos ke Kantor Sudah Tembus Rp 1 Juta!
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Jalan panjang pulang pergi (PP) kantor tak hanya menguras waktu dan tenaga, namun juga menghabiskan banyak biaya. Ini adalah realita yang harus dihadapi banyak pekerja di Jakarta, terutama mereka yang tinggal di daerah pinggiran.

Tak sedikit pekerja di Jakarta yang rumah atau tempat tinggalnya cukup jauh dari pusat kota, bahkan cenderung berada di kota tetangga seperti Bekasi, Bogor, Depok, hingga Tangerang (Bodetabek).

Kondisi ini seperti yang dialami Rifaldo (26), seorang pekerja kantoran di kawasan Blok M. Dia yang tinggal di Bekasi harus berganti-ganti moda transportasi hanya untuk pulang pergi kantor setiap Senin sampai Sabtu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dari rumah naik bus terus naik LRT turun di Sudirman (Stasiun LRT Dukuh Atas). Nanti habis dari LRT, saya naik MRT," kata Rifaldo saat ditemui detikcom di sekitar Stasiun Sudirman, Senin kemarin.

Rifaldo mengatakan perjalanan yang jauh dengan beberapa moda transportasi ini cukup memberatkan isi kantongnya. Sebab dalam sehari, paling sedikit dirinya harus mengeluarkan ongkos hingga Rp 38.000 untuk PP kantor.

ADVERTISEMENT

Jika dihitung-hitung, dalam sebulan paling sedikit ia harus merogoh kocek Rp 912.000. Belum lagi kalau harus pulang malam, sering kali layanan bus dari Stasiun LRT menuju kawasan rumahnya sudah tidak tersedia. Ojek online (ojol) mau tak mau jadi pilihan dengan tarif sampai Rp 28.000 dan memperdalam pengeluaran untuk ongkos transportasi.

Tidak heran jika Rifaldo merasa gajinya sebagian besar habis untuk ongkos PP dari rumah ke kantornya yang berada di Blok M tersebut. Terlebih mengingat saat ini besaran gajinya belum seberapa, bahkan menurutnya masih di bawah UMP Jakarta karena statusnya di perusahaan masih peserta pelatihan kerja.

"Kalau saya sih lumayan berat juga sih. Apalagi karena saya gajinya juga masih dibilang di bawah UMR lah untuk gaji di Jakarta. Karena saya kan istilahnya masih pelatihan. Belum full tetap, namanya bukan magang tapi bukan full time juga," terangnya.

Hal ini juga diamini oleh Raju (27), seorang karyawan perusahaan asuransi yang tinggal di kawasan Cikarang. Sehari-harinya ia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh menuju kantor yang berada di kawasan Jakarta Selatan.

"Kalau sehari-hari untuk transportasi sekitar Rp 50.000an, pulang pergi. Kalau dari rumah naik motor sendiri ke stasiun, habis itu dari sini (Stasiun Sudirman) jalan kaki," papar Raju.

Meski Raju tidak banyak ganti kendaraan umum, namun biaya perjalanannya terbilang cukup mahal karena biaya bensin dan parkir motor di stasiun. Jika ia harus datang ke kantor lima hari dalam seminggu, maka dalam sebulan kurang lebih Raju harus menghabiskan ongkos transportasi sampai Rp 1.000.000.

Bawa Bekal dari Rumah Jadi Pilihan Untuk Berhemat

Ilustrasi Pekerja Jakarta Foto: Ignacio Geordy Oswaldo

Karena pengeluaran pulang pergi kantor yang cukup memberatkan pengeluarannya ini, Rifaldo mengatakan harus berhemat agar gaji 'tidak numpang lewat' saja. Paling mudah dari pengeluaran makan sehari-hari.

"Kadang saya bawa makan dari rumah, saya masak sendiri bawa ke kantor buat makan siangnya. Terus nanti pulangnya saya makan di rumah," ucap Rifaldo.

Menurut Rifaldo ini merupakan salah satu pilihan yang bisa ditempuh untuk menekan pengeluaran bulannya imbas ongkos PP yang cukup mahal. Sebab pada akhirnya menggunakan kendaraan umum sudah menjadi pilihan paling murah agar isi kantong tidak semakin jebol.

Karena menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, keduanya sama-sama dirasa melelahkan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perbedaannya hanya lelah mengemudikan kendaraan atau lelah karena sering berdiri di transportasi umum saat menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Dari segi biaya perjalanan yang dikeluarkan, menurut Rifaldo menggunakan kendaraan pribadi juga tidak lebih murah. Sebab ia harus mengeluarkan ongkos bensin, parkir, hingga tol jika ingin mempersingkat waktu perjalanan.

"Bawa mobil juga akhirnya kalau mau lebih cepat lewat tol, ujung-ujungnya jadi mahal juga. Belum bensin, parkir segala," jelasnya lagi.

Serupa tapi tak sama, Raju, harus lebih berhemat dari segi pengeluaran untuk makan. Membuat pilihan makan siangnya terbatas di warung-warung dekat kantor yang tergolong lebih murah.

"Jadi kadang mesti irit di makan siang. Ya makannya cari di warung-warung dekat kantor, cari yang rada murah," katanya.

Meski menghabiskan cukup banyak biaya, Raju tetap lebih rela berdesak-desakan menggunakan kendaraan umum menuju kantor daripada menggunakan kendaraan pribadi seperti motor untuk bekerja. Sebab perjalanan dari Cikarang sampai ke Jakarta Selatan bisa sangat memakan waktu dan tenaga. Belum lagi dirinya juga tetap harus membeli bensin untuk perjalanan tersebut.

"Kalau untuk itu sih biar hemat waktu sama biayanya lebih murah. Soalnya kalau naik motor ujung-ujungnya bensinnya juga mahal. Capek juga kan di jalan, macet," keluhnya.

Saksikan Live DetikPagi :

Halaman 2 dari 2
(igo/fdl)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads