Kemenhub Klaim Berhasil Turunkan Harga Pangan ke Wilayah Timur, Ini Datanya

Kemenhub Klaim Berhasil Turunkan Harga Pangan ke Wilayah Timur, Ini Datanya

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 05 Agu 2025 20:30 WIB
Pasokan pangan ke Pasar Kramat Jati, Jakarta, mulai normal. Harga pangan di pasar tersebut pun terpantau mulai stabil.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim berhasil menekan ongkos logistik untuk menurunkan disparitas harga komoditas pangan di wilayah Indonesia bagian Timur. Hal itu dilakukan melalui program Jembatan Udara (Jembara) angkutan perintis.

Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Syamsu Rizal, menjelaskan disparitas harga pangan di Papua lebih tinggi jika tidak menggunakan program Jembara. Adapun program ini telah dijalankan sejak 2019 dengan rute sebanyak 164 bandara.

"Dari survei juga, ini sumbernya dari Surat Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik, terjadi penurunan disparitas harga," terang Syamsu dalam acara Press Background di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil survei tersebut, terdapat beberapa perbandingan harga pangan di wilayah Papua. Di Kabupaten Nduga misalnya, disparitas harga cabai berhasil ditekan dari Rp 200.000 per kg dengan tarif logistik normal, menjadi Rp 110.000 kg dengan program Jembara.

Kemudian di Kabupaten Puncak untuk komoditas minyak goreng menjadi Rp 32.000 per liter dari Rp 50.000 per liter tanpa program Jembara. Sementara untuk komoditas ikan segar di Kabupaten Yalimo, menjadi Rp 38.000 per kg dari Rp 120.000 per kg jika tidak menggunakan program Jembara.

ADVERTISEMENT

Masih di kabupaten yang sama, komoditas tepung terigu dari Rp 35.000 per kg tanpa program Jembara, menjadi Rp 13.000 per kg. Kemudian di Kabupaten Boven Digoel untuk komoditas tepung terigu sebesar Rp 20.000 per kg menjadi Rp 10.000 per kg dengan program Jembara.

Sedangkan di Kabupaten Pegunungan Bintang, harga air mineral dari sebesar Rp 320.000 menjadi Rp 120.000 menggunakan program logistik Jembara. Terakhir di Kabupaten Malinau untuk harga telur ayam non-Jembara sebesar Rp 150.000 per kg menjadi Rp 64.000 per kg. Kemudian untuk komoditas garam Rp 40.000 per kg menjadi Rp 14.000 per kg menggunakan program Jembara.

"Jadi subsidi yang terkait perintis ini telah menghubungkan 164 bandara udara di 27 provinsi, 78 lapangan terbang, dan 121 kabupaten/kota" ungkap Syamsu.

Ia menambahkan, pesawat perintis telah mengangkut penumpang sekitar 3.236.977 orang sejak 2011 hingga Juni 2025. Sementara untuk kargo, pesawat perintis telah mengangkut sebanyak 36.262 ton sepanjang 2018 hingga Juni 2025.

Simak juga Video 'Pupuk Indonesia Kerja Sama dengan PETRONAS Perkuat Ketahanan Pangan':

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads