Beras Premium Ditarik, Kemendag Bilang Bukan Perintah Pemerintah

Beras Premium Ditarik, Kemendag Bilang Bukan Perintah Pemerintah

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 06 Agu 2025 13:31 WIB
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara soal kosongnya stok beras di sejumlah minimarket. Pemerintah menegaskan tak pernah memberikan instruksi resmi untuk menarik produk beras dari rak penjualan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Moga Simatupang, menyebut hingga saat ini baru 540 ton beras yang masuk ke ritel modern. Jumlah ini terpantau dari laporan yang diterima pihaknya dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

"Sejauh ini memang untuk retail modern, berasnya laporan kemarin dari Aprindo, baru 540 ton yang masuk. Dan kita harapkan dalam waktu dekat ini pasokan SPHP akan segera disalurkan," ujar Moga di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Moga juga menepis kabar bahwa pemerintah meminta penarikan beras buntut kasus beras oplosan yang sempat ramai. Ia menegaskan, tidak ada larangan dari pemerintah terkait penjualan beras di ritel.

"Yang jelas pemerintah tidak minta menarik. Pemerintah hanya minta supaya ritel modern menyesuaikan harga terhadap komoditas beras yang tidak sesuai takaran kemarin dan mutunya juga," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian juga sudah menetapkan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejak 17 Juli hingga 31 Desember 2025. Kebijakan ini diambil untuk menjaga pasokan dan harga beras tetap stabil di pasaran.

Namun demikian, Moga menyebut pelaku usaha bisa saja menarik produk tertentu jika merasa perlu, selama tetap memperhatikan dampaknya terhadap pasokan di pasar.

Sementara itu, terkait pergeseran perilaku belanja konsumen yang mulai beralih ke warung karena khawatir soal beras oplosan, Moga tak banyak berkomentar. Ia hanya menegaskan bahwa secara nasional, stok beras masih sangat mencukupi.

"Sejauh ini kan pemerintah surplus ya, beras yang ada di Perum Bulog, GKP (gabah kering panen) ya kalau kemarin catatannya ada sekitar 2,6 juta ton di Bulog, 1,3 juta ton di Perpadi. Dan pemerintah akan menjamin pasokan beras baik dari SPHP maupun dari beras yang dibeli dari barang petani," jelas Moga.

Sebelumnya, pantauan detikcom di salah satu gerai Alfamidi kawasan Setiabudi, Jakarta, menunjukkan rak-rak beras kosong. Hanya ada satu merek beras milik ritel tersebut yang masih tersedia, sementara merek lain telah ditarik dari penjualan.

"(Beras) ditarik, gara-gara itu, yang kasus ramai kemarin itu. (Beras oplosan?) iya," kata seorang penjaga toko.

Kondisi serupa juga terlihat di gerai Indomaret di wilayah yang sama. Dari lima rak beras yang tersedia, hanya satu rak yang berisi produk beras 5 kg bermerek Indomaret.

Ketua Umum Aprindo, Solihin, membenarkan bahwa sejumlah merek beras premium telah ditarik sementara dari pasaran. Hal ini dilakukan untuk meredam keresahan masyarakat terkait isu beras oplosan.

"Kita tidak ada kemampuan untuk mengetahui isi dalam beras, dalam kemasan 5 kilo itu. Kita nggak punya kemampuan pada saat ini, tetapi kan masyarakat melihatnya bahwa, wah ini mengedarkan dan lain sebagainya," ujarnya kepada detikcom, Sabtu lalu.

(shc/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads