Mendag Optimistis Ekspor RI Tetap Kinclong Meski Kena Tarif Trump

Mendag Optimistis Ekspor RI Tetap Kinclong Meski Kena Tarif Trump

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 06 Agu 2025 13:53 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso.
Foto: Menteri Perdagangan Budi Santoso. Foto: Shafira/detikcom
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap percaya diri ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) akan tetap tumbuh meski dikenakan tarif baru sebesar 19% oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Tarif ini resmi diberlakukan mulai Jumat, 8 Agustus 2025.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut ekspor Indonesia justru naik 7,7% sepanjang Januari hingga Juni 2025. AS menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah China, dengan surplus dagang mencapai US$ 9,9 miliar.

"Kita kan dapat 19%, itu termasuk kecil ya. Karena negara ASEAN yang dapat 19% itu Malaysia, Thailand, Filipina," kata Budi di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tarif yang dikenakan ke Indonesia masih lebih ringan dibandingkan negara lain seperti China yang dikenakan hingga 30%, Vietnam sekitar 20%, dan India 25%. Hal ini, kata Budi, justru membuka peluang besar bagi produk Indonesia untuk makin bersaing di pasar AS.

ADVERTISEMENT

"Kita optimis ya, kalau pasar Amerika terus tetap bergairah, berarti kita semakin mudah masuk ke sana. Karena kita, kita bersaingnya, start-nya itu tidak mulai dari nol. Kita selangkah lebih maju dibanding negara yang lain," tambahnya.

Budi menjelaskan bahwa sebelumnya Indonesia bersaing masuk pasar AS dengan skema Most Favored Nation (MFN). Namun dengan kebijakan tarif resiprokal baru dari Trump, posisi semua negara MFN disamakan, dan RI termasuk negara yang mendapat tarif lebih rendah.

"Nah sekarang kan, resiprokal kan tarifnya. Kita lebih dapat yang rendah sehingga ya harapan kita semakin mudah. Sebenernya itu kesempatan yang besar masuk ke Amerika itu," katanya.

Negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina juga mendapatkan tarif yang sama dengan Indonesia, yakni 19%. Namun Budi tak khawatir dengan persaingan tersebut.

"Nggak apa-apa itu, juga negara utama kita, kita bisa bersaing dengan mereka," ujarnya.

Kemendag menargetkan ekspor nasional tumbuh 7,1% pada 2025, dengan nilai mencapai US$ 294,45 miliar. Sementara pertumbuhan ekspor hingga November 2024 tercatat 1,86%. Rata-rata pertumbuhan ekspor selama lima tahun terakhir (2019-2023) mencapai 15,6%.

"Kami telah melakukan perhitungan target ekspor yang akan dicapai periode 2025-2029. Dengan memperhitungkan PDB dunia, PDB Indonesia, nilai tukar, harga komoditas dunia, ekspor nasional ditargetkan tumbuh 7,1% di 2025 atau senilai US$ 294,45 miliar," kata Budi dalam konferensi pers di Kemendag, Jakarta, Senin (6/1/2025).

Ke depan, Kemendag memproyeksikan ekspor nasional terus tumbuh hingga 2029, dengan rincian: 2026 tumbuh 7,09% (US$ 315,31 miliar), 2027 tumbuh 7,89% (US$ 340,20 miliar), 2028 tumbuh 8,77% (US$ 370,04 miliar), dan 2029 tumbuh 9,64% (US$ 405,69 miliar).

Lihat juga Video: Pengusaha Garmen RI Coba Cari Pasar Ekspor Selain Amerika

(shc/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads