Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Diragukan, Sri Mulyani Tetap Percaya BPS

Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Diragukan, Sri Mulyani Tetap Percaya BPS

Anisa Indraini, Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 06 Agu 2025 18:56 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Herdi Alif Al Hikam/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara terkait ada pihak yang meragukan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,12% secara tahunan pada kuartal II-2025. Pertumbuhan di atas 5% itu cukup mengejutkan banyak pihak karena di atas ekspektasi pasar.

Sri Mulyani mengatakan pengumuman itu disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dan selama ini Indonesia menggunakan data tersebut. Data dari BPS dinilai tetap dipercaya.

"Ya kita selama ini menggunakan BPS kan ya. Jadi BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya, kita tetap mempercayai BPS," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani berpandangan, BPS akan tetap berpegang teguh kepada integritas datanya alias tidak bisa disetir-setir oleh pihak manapun. Pertumbuhan dari semua indikator yang membuat ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,12%.

ADVERTISEMENT

"Ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS, mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas pada datanya," imbuhnya.

Sebagai informasi, seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal II-2025. Lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan signifikan adalah Jasa Lainnya sebesar 11,31% didorong oleh peningkatan jumlah perjalanan wisatawan seiring adanya hari besar keagamaan dan cuti bersama; diikuti oleh pertumbuhan Jasa Perusahaan sebesar 9,31%; Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,52%; serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,04%.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran kecuali komponen konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi 0,33%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,67%; diikuti Komponen Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,82%; Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,99%.

Selain itu, Komponen Konsumsi Rumah Tangga yang memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi tumbuh 4,97% dan Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut Pengeluaran) tumbuh sebesar 11,65%.

Simak juga Video 'Pertumbuhan Ekonomi Diragukan, Airlangga Tepis Isu Permainan Data':

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads