Sri Mulyani Ogah Dana Pendidikan 20% APBN Terbuang: Ada Sisa, Masuk Dana Abadi!

Sri Mulyani Ogah Dana Pendidikan 20% APBN Terbuang: Ada Sisa, Masuk Dana Abadi!

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 07 Agu 2025 10:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN sesuai amanat konstitusi tidak akan terbuang percuma. Ia menegaskan bila anggaran itu tidak terserap maksimal, maka akan dialihkan ke dalam dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Anggaran 20% dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi," kata Sri Mulyani dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia, Kamis (7/8/2025).

Sri Mulyani menyoroti praktik belanja pendidikan yang kurang tepat sasaran. Ia menyebut beberapa sekolah terpaksa menghabiskan dana dengan mengganti kursi atau mengecat pagar, padahal belum dibutuhkan, hanya agar anggaran terserap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu kita semuanya belanjakan, banyak juga sekolah-sekolah yang tidak mampu untuk menggunakan (dana pendidikan) sehingga dia pakai beli kursi padahal kursinya masih bagus, ngecat, ganti pagar karena dia nggak tahu bagaimana menghabiskan dana pendidikan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Karena itu, Kementerian Keuangan membentuk dana abadi pendidikan sejak 2009. Hingga 2024, saldo dana abadi ini telah mencapai Rp 154,11 triliun.

"Saya termasuk yang memulai melahirkan dana pendidikan abadi ini tahun 2009 dengan Rp 1 triliun," imbuhnya.

Ia juga mengungkap latar belakang emosional dari lahirnya dana ini. Kala itu, Sri Mulyani merasa tertinggal saat mendengar menteri keuangan negara ASEAN lain bangga dengan staf lulusan universitas ternama dunia, sementara stafnya belum ada yang seperti itu.

"Sesama Menteri Keuangan waktu itu saya event di lingkungan ASEAN, Malaysia, Singapura, mereka selalu bilang 'I have my staff sudah belajar di Harvard, Columbia, di Stanford, di London School of Economics'," paparnya.

"Saya bilang anak buah saya nggak ada yang belajar di situ dan kita merasa kita harus catching up sehingga munculah keinginan untuk bisa mengirim orang Indonesia. Saya yakin mereka itu mampu masuk universitas yang bagus di dunia, namun selama ini tidak mampu karena tidak ada biaya," pungkas Sri Mulyani.

Simak juga Video: Istana Pastikan Dana Pendidikan Tak Terdampak Efisiensi Anggaran

(aid/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads